Bisnis.com, JAKARTA—Pelonggaran moneter China membuat rupiah kian tertekan dan menembus Rp14.100 per dolar AS pada Rabu (26/8/2015).
Pergerakan rupiah di pasar spot berakhir di level Rp14.113 per dolar AS, melemah 79 poin atau terdepresiasi 0,56% dari level penutupan kemarin.
Rupiah hari ini dibuka melemah 0,21% ke Rp14.083 per dolar AS kemudian terus tertekan di antara Rp14.074—Rp14.196 per dolar AS.
Mayoritas mata uang negara di Asia Tenggara melemah tertekan spekulasi yuan akan semakin melemah setelah suku bunga acuan China dipangkas.
People Bank of China kemarin malam menurunkan suku bunga pinjaman satu tahun sebesar 25 basis poin ke 4,6% dan menurunkan giro wajib minimum sebesar 50 basis poin.
Rupiah adalah mata uang yang paling terdepresiasi nomor dua di Asia. Pelemahan rupiah kalah tajam dari ringgit yang hari ini anjlok 1,18% setelah Abu Dhabi International Petroleum Investment dikabarkan membatalkan rencana investasi di BUMN Malaysia 1MDB.
Pergerakan SUN bertenor 10 tahun di pasar sekunder cenderung stagnan dengan kenaikan yield 1 basis poin ke 8,944%. Adapun imbal hasil global bond RI bertenor sama naik 6 basis poin ke 4,766%.
Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pagi tadi ditetapkan di Rp14.102 per dolar AS, melemah 35 poin dari Rp14.067 per dolar AS yang ditetapkan pada Selasa.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Level | Perubahan |
26/8/2015 | Rp14.133 | -0,56% |
25/8/2015 | Rp14.054 | -0,03% |
24/8/2015 | Rp14.050 | -0,78% |
21/8/2015 | Rp13.941 | -0,40% |
20/8/2015 | Rp13.885 | -0,30% |
Sumber: Bloomberg