Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Selasa (18/8/2015) masih menghadapi tekanan.
“Rupiah berpeluang kembali tertekan hari ini,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa(18/8/2015).
Dikemukakan angka empire manufacturing AS yang turun dalam, memang berhasil mendorong turunnya yield US Treasury 10 tahun.
Namun, ujarnya, turunnya harga minyak masih mempertahankan penguatan indeks dolar.
Rangga mengatakan penguatan dollar juga masih terasa hingga Senin sore di pasar Asia, walaupun yuan yang kembali stabil sudah mengurangi sentimen negatif
Walaupun isu devaluasi yuan sudah mereda, harga minyak dan komoditas lain yang turun berpeluang terus menekan rupiah.
Angka defisit neraca transaksi berjalan yang melebar serta keseluruhan neraca pembayaran yang defisit, ujarnya, bisa menambah tekanan terhadap rupiah.
“Ditunggu respons Bank Indonesia di RDG (rapat dewan gubernur) hari ini,” kata Rangga.
Dia mengemukakan walaupun pertumbuhan melambat serta neraca perdagangan surplus secara konsisten, BI rate sepertinya masih akan tetap, melihat volatilitas rupiah yang tinggi.