Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Selasa (11/8/2015) berpeluang menguat hingg penutupan
“Rupiah berpeluang menguat hari ini,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (11/8/2015).
Dikemukakan setelah anjlok tajam, harga minyak naik 3,7% hingga dini hari tadi, setelah berita China meningkatkan volume impor minyaknya.
“Akan tetapi hal itu dipercaya tidak mengubah pandangan yang semakin pesimistis terhadap harga minyak ke depan,” kata Rangga.
Di sisi lain, ujarnya, selain pernyataan Stanley Fischer, Deputi Gubernur the Fed, mengenai rendahnya angka inflasi AS yang dapat menunda kenaikan Fed Rate.
“Dollar index kembali tertekan dengan naiknya harga minyak,” kata Rangga.
Rangga mengatakan rupiah bergerak mendatar, tetapi masih dengan kecenderungan pelemahan. Dolar juga menguat di pasar Asia tetapi dengan tekanan yang lebih rendah.
Harga minyak yang mulai naik berpeluang membantu mengurangi sentimen negatif di negara berkembang.
“Pagi ini, kredit China yang naik juga bisa menambah sentimen positif di pasar Asia,” ujarnya.
Dari domestik, tambahnya, selain perlambatan serta rendahnya realisasi anggaran, sentimen negatif mulai dipicu kenaikan harga daging sapi.
“Dampak ke inflasi mungkin tidak besar tetapi blunder kebijakan bisa menambah prespektif buruk terhadap pemerintah,” kata Rangga.