Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (10/8/2015) masih dalam tekanan.
“Secara umum rupiah masih akan berada dalam tekanan tetapi mulai berkurang intensitasnya, menyusul pelemahan dolar di pasar global,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (10/8/2015).
Dikemukakan indeks dolar melemah di akhir pekan, merespons penurunan pertambahan nonfarm payrolls AS.
Yield US Treasury juga turun drastis sehingga membawa yield global ikut turun.
“Akan tetapi harga minyak yang masih juga turun, mencegah dolar untuk melemah lebih dalam lagi,” kata Rangga dalam risetnya.
Dia mengatakan harga minyak turun hampir 2%. Neraca perdagangan China diumumkan menipis surplusnya minggu lalu.
Sementara itu, tambahnya, rupiah kembali melemah walaupun hanya tipis pada perdagangan Jumat, saat tren indeks dolar yang mulai turun.
Sentimen negatif seperti masih rendahnya laporan pertumbuhan, serta memburuknya harga komoditas diperkirakan menjadi penyebabnya.
“Cadangan devisa kembali turun, terutama dipicu semakin aktifnya intervensi BI di pasar valas,” kata Rangga.
Dikemukakan tekanan pelemahan rupiah yang masih konsisten ke depan berpeluang terus menggerus cadangan devisa.