Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalik menguat pada jeda siang (3/8/2015) setelah data BPS menunjukkan inflasi moderat pada periode Lebaran.
IHSG menguat 0,24% ke level 4.813,84 setelah dibuka melemah 0,51% ke level 4.778,04. Indeks bergerak antara level 4.774,78—4.814,46.
Sebanyak 113 saham menguat dari 517 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun 118 saham melemah dan 266 saham stagnan.
IHSG terus menanjak sepanjang sesi I hingga berhasil meninggalkan zona merah pada sekitar pukul 11:00 WIB, setelah Badan Pusat Statistik mengumumkan inflasi Juli.
Badan Pusat Statistik melaporkan indeks harga konsumen pada Juli 2015 naik 0,93% dari bulan sebelumnya (MoM), sedangkan inflasi year on year tersurvei sebesar 7,26%.
Inflasi kalender baru mencapai 1,9% pada Januari—Juli 2015 setelah dorongan inflasi tinggi musiman sekitar Lebaran. Laju inflasi tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan target inflasi tahunan pemerintah 3—5%.
Indeks sektor finansial menjadi pendorong utama IHSG dengan kenaikan 1,58%. Dari 9 indeks sektoral, sebanyak 6 indeks sektoral menguat dan 3 indeks sektoral melemah.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang naik 3,75% dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang naik 1,57% memimpin IHSG.
DI sisi lain, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menjadi beban utama dengan pelemahan 2,13% bersama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang melemah 1,36%.
“Pelaku pasar masih menunggu (respons) sentimen inflasi. Data Inflasi (Juli) tinggi. Inflasi menggambarkan daya beli masyarakat, di tengah ekspektasi adanya penurunan daya beli. Ternyata nilai inflasi naik, berarti daya beli masyarakat masih ada. Persepsi pelaku pasar, daya beli tidak sejelek yang dbayangkan. (IHSG pun) berbalik arah,” kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada saat dihubungi hari ini, Senin (3/8/2015).