BIsnis.com, JAKARTA—Kepemilikan surat utang negara (SUN) oleh bank naik tajam dalam beberapa hari terakhir seiring dengan potensi penurunan pertumbuhan pendapatan operasional perbankan.
Data dari Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menunjukkan industri perbankan pekan ini agresif membeli SUN.
Kepemilikan SUN oleh bank naik dari Rp326,76 triliun pada 22 Juli 2015 menjadi Rp383,85 triliun pada 29 Juli 2015.
Kepemilikan SUN oleh asing pada periode yang sama turun Rp3,46 triliun dari Rp539,46 triliun menjadi Rp536 triliun.
Industri perbankan membeli SUN senilai Rp57,79 triliun dalam jangka waktu 5 hari yang meningkatkan porsi kepemilikan SUN bank dari 23,86% menjadi 28,08%.
I Made Adi Saputra, analis obligasi BNI Securities, memperkirakan pembelian SUN oleh perbankan dilakukan melalui mekanisme repo dengan Bank Indonesia.
Hal tersebut terindikasi dari dampak yang minimal pada pergerakan SUN di pasar obligasi sekunder dalam beberapa hari terakhir.
“Kepemilikan bank bertambah, Bank Indonesia berkurang. Sepertinya ini adalah repo,” kata Made kepada Bisnis.com.
Dia menjelaskan treasury bank menggunakan SUN untuk investasi jangka panjang di saat potensi pendapatan dari operasional tidak terlalu cerah.
Di sisi lain, Made menjelaskan Bank Indonesia menggunakan mekanisme tersebut untuk menjaga likuiditas perbankan mengantisipasi gejolak pasar.