Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengakhiri sesi I di level terendah tertekan oleh rupiah dan kinerja emiten. BKPM mengumumkan realisasi investasi kuartal II/2015 tumbuh sedikit lebih lambat.
IHSG turun 0,78% atau 37,66 poin ke level 4.818,94 pada jeda siang, level terendah sepanjang sesi I. Indeks hari ini dibuka melemah 0,48% ke level 4.833,15 kemudian bergerak pada kisaran 4.818,91—4.848,70.
“Rilis kinerja emiten kuartal kedua dan pergerakan rupiah akan mendominasi sentimen dari pasar. Kinerja kuartal kedua diyakini tidak terlalu baik sehingga koreksi rentan terjadi. Selain itu nilai tukar rupiah juga masih melemah di kisaran 13.400,” Analis First Asia Capital David Sutyanto.
Dari 9 indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia melemah, sebanyak 8 indeks sektoral melemah dan 1 indeks sektoral menguat.
Indeks sektor industri dasar yang turun 2,29%, dan indeks sektor finansial yang turun 1,38% menjadi beban utama IHSG.
BPKM mengumumkan realisasi investasi kuartal II/2015 menjelang akhir sesi perdagangan bursa. Pertumbuhan realisasi investasi kuartal II merosot tipis.
Realisasi investasi yang didaftarkan melalui BKPM naik 16,27% dari Rp116,2 triliun pada kuartal II/2014 menjadi Rp135,1 triliun pada kuartal II/2015.
Pertumbuhan tersebut lebih rendah sedikit dari kenaikan 16,43% pada kuartal II/2014 dibandingkan realisasi Rp99,8 triliun pada kuartal II/2013.
Sebanyak 72 saham menguat dari 517 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Adapun 163 saham melemah dan 282 saham stagnan.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) paling membebani IHSG dengan penurunan 2,55%, sedangkan saham-saham yang menguat dipimpin oleh PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang melejit 5,4%.
Indeks Bisnis27 hari ini dibuka melemah 0,79% ke level 404,81 dan telah tertekan 1,07% ke level 403,67 setelah perdagangan bursa saham memasuki jeda siang.