Bisnis.com, JAKARTA— Berdasarkan Bloomberg Dollar Index pada pagi ini, Jumat (3/7/2015), rupiah dibuka menguat 0,28% ke Rp13.300/US$.
Rupiah kemarin melemah 0,09% ke Rp13.337 per dolar AS.
Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.
Menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (3/7/2015), kurs rupiah menguat 17 poin atau 0,13% ke level Rp13.320/US$. Sepanjang hari ini, kurs rupiah bergerak pada level Rp13.293-Rp13.327 per dolar AS.
Mata uang Asia Tenggara masih cenderung menguat. Hanya dolar Singapura dan ringgit yang melemah.
Mata uang yang menguat adalah peso Filipina (+0,17%), baht Thailand (+0,06%), dan rupiah menguat 0,17% ke Rp13.314/US$
Rupiah menguat 0,18% ke Rp13.313/US$.
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (3/7/2015) berpotensi menguat hingga akhir perdagangan.
“Rupiah berpeluang menguat hari ini, walaupun volatilitas akan tetap tinggi hingga awal minggu depan. Menyusul ketidakpastian mengenai nasib Yunani,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (3/7/2015).
Dikemukakan walaupun masih jauh dari pasti, ketakutan bahwa referendum 5 Juli, berujung pada penolakan proposal mulai mereda. Terlihat dari yield obligasi Yunani 10 tahun yang mulai turun ke kisaran 14%.
Di sisi lain, ujarnya, euro berhasil menguat . Sementara itu indeks dolar AS melemah.
“Pelemahan dolar juga dibantu oleh buruknya angka pertambahan tenaga kerja nonpertanian, serta naiknya initial jobless claims AS semalam,” kata Rangga.
Rupiah terapresiasi 0,21% ke Rp13.309 per dolar AS setelah BEI memasuki jeda siang.
Seperti diketahui rilis data tenaga kerja AS menekan gerak indeks dolar, sehingga membeei peluang bagi rupiah untuk menguat pada hari ini.
Rupiah menguat 0,17% ke Rp13.314/US$.
Sementara itu indeks dolar AS melemah 0,07% ke 96,048.
Bloomberg mengemukakan pelemahan ruoiah terjadi setelah pemerintah AS meilis data angkatan kerja partisipasi jatuh ke level terendah sejak 1977.
"Laporan tenaga kerja merupakan faktor yang membebani dolar," kata Hiroshi Kurihara, Kepala Ekonom Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd seperti dikutip Bloomberg, Jumat (3/7/2015).
Kurs rupiah menguat signfikan pada Jumat (3/7) berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).
Data yang diterbitkan BI pagi ini menempatkan Jisdor pada Rp13.316 per dolar AS atau terapresiasi 0,16% dari Rp13.337 per dolar AS yang ditetapkan kemarin.
Mata uang Asia Tenggara cenderung menguat. peso Filipina (+0,17%), baht Thailand (+0,05%), dan rupiah menguat 0,16% ke Rp13.315/US$.
Mata uang yang melemah adalah dolar Singapura (-0,16%), ringgit (-0,21%).
Rupiah masih diperdagangkan menguat setelah perdagangan di bursa saham dibuka, terapresiasi 0,16% ke Rp13.315 per dolar AS
Berdasarkan Bloomberg Dollar Index pada pagi ini, Jumat (3/7/2015), rupiah dibuka menguat 0,28% ke Rp13.300/US$.
Indeks dolar AS dibuka stagnan di 96,09 pada hari ini, Jumat (3/7/2015).
Indeks dolar hari ini merespons data tenaga kerja AS yang baru diliris
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan penciptaan lapangan kerja AS menguat, sementara upah stagnan, dan ukuran angkatan kerja surut.
Data tersebut meredam spekulasi Federal reserve akan bergerak cepat untuk menaikkan suku bunganya untuk pertama kali, terhitung sejak tahun 2006.
"Data tenaga kerja AS menyebabkan penguatan mata uang negara berkembang terhadap dolar," kata William Jackson, Analis Capital Economics Ltd seperti dikutip Bloomberg, Jumat (3/7/2015).
Indeks dolar AS melemah saat rilis data tenaga kerja AS.
Indeks pada penutupan perdagangan Kamis (2/7/2015) atau Jumat WIB pagi (3/7/2015) melemah 0,2% ke 96,113.
Pelemahan indeks dolar menjadi sentimen positif bagi rupiah, yang pada perdagangan kemarin ditutup melemah tipis.