Bisnis.com, JAKARTA—Rupiah menguat 0,10% di pasar spot pada Rabu (1/7/2015) setelah BPS merilis data inflasi Juni yang lebih rendah dari estimasi.
Pergerakan rupiah di pasar spot hari ini diawali dengan pelemahan 0,09% ke Rp13.351 per dolar AS. Rupiah kemudian diperdagangkan pada kisaran Rp13.309—Rp13.353 per dolar AS dan ditutup menguat 0,10% ke Rp13.325 per dolar AS.
BPS hari ini mengumumkan indeks harga konsumen Juni tumbuh 7,26% year on year, lebih rendah dari median estimasi ekonom di 7,40% dan sedikit lebih tinggi dari inflasi 7,15% pada Mei.
Rangga Cipta dari Samuel Sekuritas mengatakan inflasi adalah salah satu faktor yang bisa menekan pergerakan rupiah.
“Angka inflasi yang datang esok diperkirakan naik sehingga akan menambah sentimen negatif kepada rupiah,” kata Rangga kepada Bisnis.com.
Inflasi bulanan Juni tercatat sebesar 0,54%, atau sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi 0,50% pada Mei. Adapun Inflasi inti bertahan di level 5,04 year on year.
Josua Pardede dari PT Bank Permata Tbk (BNLI) sebelumnya mengatakan inflasi inti yang stabil meningkatkan daya tarik obligasi terbitan Indonesia, terutama SUN.
SUN hari ini kembali diperdagangkan menguat di pasar sekunder. Obligasi RI bertenor 10 tahun naik 0,25% pada pukul 16.17 WIB dengan yield 8,263% atau naik 4 basis poin.
Adapun nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia hari ini terapresiasi tipis dari 13.332 per dolar AS ke Rp13.331 per dolar AS.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Nilai | Perubahan |
1/7/2015 | Rp13.325 | +0,10% |
30/6/2015 | Rp13.339 | — |
29/6/2015 | Rp13.339 | -0,23% |
26/5/2015 | Rp13.308 | +0,15% |
25/6/2015 | Ro13.328 | -0,20% |
sumber: Bloomberg