JAKARTA—PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. menganggarkan Rp2,8 triliun hingga 2017 untuk mengarap bisnis serat optik.
Guna menggarap bisnis tersebut emiten berkode DNET ini juga telah membentuk anak usaha baru bernama PT Indoritel Persada Nusantara dengan modal awal Rp130 miliar. Sebagian kebutuhan investasi di bisnis anyar tersebut akan didapatkan dari penerbitan saham baru sebanyak 1,41 miliar lembar. Adapun sekitar 1,1 miliar diantaranya akan diserap oleh Tower Bridge Ventures Limited dengan harga penawaran Rp925 per lembar saham.
“Potensi pelanggan hingga 2017 diprediksi lebih dari 1 juta,” tulis manajemen Indoritel dalam materi public expose yang dirilis di keterbukaan Bursa Efek Indonesia , Senin (22/6).
Manajemen menjelaskan prospek industri serat optik di Indonesia masih sangat besar. Hal ini terlihat dari penetrasi jaringan pita lebar (broadband) yang masih rendah. Pasar masih didominasi oleh jaringan yang menggunakan kabel tembaga sehingga kecepatan yang dihasilkan tidak maksimal.
Selain itu, tren televisi berbasis internet protokol (IPTV) kian berkembang pesat seiring dengan penetrasi kepemilikan televisi yang semakin tinggi. Hal ini pada gilirannya akan mendorong permintaan konektivitas pita lebar di Indonesia.
Dalam dokumen tersebut manajemen juga menjelaskan perseroan menargetkan bisa mengembangkan jaringan serat optik di 99 kota dalam 24 bulan pertama. Adapun sampai 2016, jumlah pelanggan ditargetkan mencapai hampir 500.000.