Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Sinarmas Tbk. bersiap untuk menggelar langkah rights issue pada awal 2016 untuk meningkatkan permodalan guna memperbesar lingkup bisnis perusahaan.
Direktur Utama Bank Sinarmas Freenyan Liwang mengatakan opsi tersebut dirancang perusahaan, salah satunya untuk menggenjot perolehan fee based income.
“Aksi rights issue untuk masuk BUKU [Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha] 3. Kalau BUKU 3 itu bisa jadi kustodian dan wali amanat, tujuannya untuk meningkatkan fee based income,” jelas Freenyan kepada Bisnis, pekan lalu.
Menurut Freenyan, hingga kuartal I/2015, emiten berkode saham BSIM ini telah mencatatkan porsi fee based income mencapai 15% dari total pendapatan perusahaan. Hingga akhir tahun nanti, lanjut Freenyan, pihaknya membidik fee based income yang dihimpun naik ke posisi 20%.
Adapun, jika aksi korporasi tersebut jadi digelar, lanjut Freenyan, perusahaan membidik porsi fee based income terhadap total pendapatan bisa naik ke posisi 25% pada akhir 2016.
Freenyan menjelaskan dari hasil kajian pihaknya, perusahaan memiliki kebutuhan tambahan dana untuk modal sekitar Rp2 triliun. “Bisa sekitar itu rights issue-nya [Rp2 triliun],” kata dia.
Sementara itu, dari laporan keuangan publikasi BSIM, hingga kuartal I/2015, perusahaan mencatatkan modal inti sebesar Rp2,87 triliun atau masuk dalam kategori bank BUKU 2 dengan modal inti berkisar Rp1 triliun-Rp5 triliun. Setidaknya, untuk masuk ke BUKU 3 atau bank dengan modal inti Rp5 triliun-Rp30 triliun, perusahaan mesti menambah modal senilai Rp2,13 triliun.
Laporan keuangan BSIM tersebut juga mencatat pada kuartal I/2015, kredit yang disalurkan perusahaan terkoreksi 3,3% dari Rp14,39 triliun di akhir Desember 2014 menjadi Rp13,91 triliun. Penurunan pertumbuhan juga terpantau pada dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BSIM. Laporan keuangan perusahaan merekam DPK BSIM terkoreksi 1,16% dari Rp15,51 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp15,33 triliun di akhir Maret 2015.