Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Terpuruk, Fast Food Naikkan Harga Ayam Goreng KFC

Nilai tukar rupiah yang terus terpuruk hingga menyentuh Rp13.400 per dolar Amerika Serikat, membuat PT Fast Food Indonesia Tbk. akan menaikkan harga jual eceran ayam goreng Kentucky Fried Chicken (KFC) maksimum 5% tahun ini untuk menjaga margin laba.
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA--Nilai tukar rupiah yang terus terpuruk hingga menyentuh Rp13.400 per dolar Amerika Serikat, membuat PT Fast Food Indonesia Tbk. akan menaikkan harga jual eceran ayam goreng Kentucky Fried Chicken (KFC) maksimum 5% tahun ini untuk menjaga margin laba.

Direktur Keuangan Fast Food Indonesia J.D. Juwono mengatakan perseroan masih mengkaji dampak kenaikan harga bahan baku, inflasi, hingga nilai tukar rupiah yang membuat ekonomi melambat, terhadap kinerja produksi.

"Kenaikan harga mungkin antara 3%-5%. Mungkin kami tahan dulu karena daya beli masyarakat berkurang, kami juga hati-hati mau menaikkan," ungkapnya belum lama ini.

Emiten berkode saham FAST tersebut cukup terpengaruh dengan pelemahan kurs rupiah. Pemegang hak waralaba tunggal ayam goreng KFC itu masih mengimpor sejumlah bahan baku, mesin-mesin, hingga bumbu rahasia yang diharuskan oleh pemilik lisensi.

Kondisi tersebut diakui memang telah menekan kinerja perseroan pada kuartal I/2015. Pendapatan Fast Food hanya naik 3,4% menjadi Rp1 triliun dari sebelumya Rp969,14 miliar. Perseroan juga tak mampu menekan beban pokok penjualan dari Rp385,17 miliar menjadi Rp390,07 miliar.

Tak pelak, laba bersih yang dikantongi Fast Food pada Januari-Maret 2015 hanya mencapai Rp8,86 miliar, melorot 36,61% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp13,98 miliar.

Kendati demikian, Juwono optimistis pada kuartal II/2015, perseroan dapat menggenjot kinerja penjualan seiring dengan adanya momentum puasa, lebaran, dan liburan sekolah.

"Kami perkirakan penjualan pada momentum lebaran akan naik 15%-20% dibandingkan dengan bulan-bulan biasa," paparnya.

Tidak hanya menaikkan harga jual, manajemen Fast Food juga berekspansi demi menjaga profitabilitas perusahaan. Perseroan akan membuka 49 gerai baru KFC hingga akhir tahun ini, melonjak tajam dari periode 2014 yang hanya membuka 27 toko.

Gerai KFC tak menguntungkan bakal ditutup. Sedikitnya sembilan toko KFC yang tak menguntungkan maupun kontrak sewa tempat telah habis, bakal ditutup dan direlokasi.

Sepanjang tahun lalu, perseroan menambah 27 unit gerai baru dengan 3 KFC box dan merenovasi 45 gerai. Hingga akhir tahun depan, ditargetkan total gerai KFC akan mencapai 533 unit.

Pada saat yang sama, emiten yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh taipan Anthoni Salim itu juga berencana untuk membuka 20 gerai KFC Box dalam 2 tahun ke depan. Gerai KFC yang lebih kecil itu akan dibuka di wilayah seperti stasiun, bandara, pelabuhan, hingga perkantoran dengan investasi Rp2 miliar setiap gerai.

Pada tahun ini, anak usaha PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) itu akan membuka 5 unit gerai KFC box dari tahun lalu yang hanya 3 unit. Hingga Mei, perseroan telah membuka 1 unit KFC box di pelabuhan penyeberangan Batam-Singapura.

Gerai KFC Box akan dibuka di Jabodetabek dan kota-kota besar di Indonesia. Sedangkan, gerai KFC akan difokuskan di Kawasan Timur Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, manajemen Fast Food merogoh kocek Rp225 miliar untuk pembukaan gerai baru tahun ini. Secara keseluruhan, belanja modal (capital expenditure/capex) perseroan tahun ini sebesar Rp350 miliar yang dirogoh dari kantong milik sendiri.

Langkah-langkah itu, diharapkan oleh manajemen mampu mendorong kinerja perseroan. Optimisme itu ditunjukkan dengan membidik target pertumbuhan penjualan sebesar 10%-12% dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp4,21 triliun. Pertumbuhan penjualan mulai tampak meningkat pada Mei 2015 yang mampu mencapai 5% year-on-year.

Reza Priyambada, Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, menilai rencana FAST untuk menaikkan harga jual produknya tidak akan berpengaruh besar terhadap permintaan konsumen. Loyalitas pelanggan dan brand awareness masyarakat terhadap KFC dinilai cukup tinggi sehingga tidak perlu menghawatirkan Fast Food akan ditinggalkan pelanggannya.

"Akan tetapi, perlu diperhatikan rencana ekspansi FAST yang akan membuka 49 gerai KFC pasti akan meningkatkan biaya operasional," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (10/6/2015).

Kinerja FAST diakui memang masih tertekan oleh beban operasional yang membengkak. Ekspansi FAST yang agresif itu akan menekan laba bersih perseroan hingga akhir tahun jika tidak dibarengi dengan strategi menambah perputaran pengunjung di setiap gerai.

Menurutnya, rencana pembukaan KFC box bisa menjadi solusi agar turn over pengunjung kian singkat. Namun, dia menyayangkan rencana perseroan yang hanya akan membuka lima gerai KFC box tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper