Bisnis.com, JAKARTA--Meski sejumlah perusahaan pelat merah sektor perkebunan sudah siap melakukan penawaran saham perdana, Kementerian Badan Usaha Milik Negara menyatakan tidak ada satupun dari perusahaan tersebut yang melantai di bursa tahun ini.
Deputi BUMN Bidang Usaha Agro dan Industri Strategis Kementerian BUMN Muhammad Zamkhani mengatakan pelepasan saham perdana saham (initial public offering/IPO) oleh BUMN perkebunan tahun ini hanyalah cita-cita. Kondisi pasar yang tengah tak kondusif membuat rencana sejumlah BUMN perkebunan itu tidak bisa direalisasikan.
“Karena prosesnya itu tidak hanya cukup selesai di perizinan. Sudah perizinan sulit, timing harus tepat dan ada persetujuan DPR. Belum lagi sebelumnya di internal pemerintah juga di Kemenkeu, komite privatisasi,” jelasnya usai acara Seminar IAS 41-Agricuture: Peluang dan Tantangan d Jakarta, Selasa (9/6/2015).
Selain itu, harga komoditas yang saat ini rendah juga membuat IPO BUMN perkebunan tidak bisa dilakukan. Padahal, sebenarnya sejumlah BUMN perkebunan sudah menyatakan kesiapannya untuk melantai di bursa tahun ini.
“Meskipun di internal siap, misalnya laporan keuangan, kadang kadang kan dibahas dengan berbagai pihak, instansi, masih ada yang harus disempurnakan, tahun ini belum ada rencana,” tambahnya.
Menurutnya, ada kemungkinan IPO BUMN perkebunan bisa dilakukan setelah roadmap BUMN secara keseluruhan yang tengah digodok Kementerian BUMN selesai dirampungkan.
“Mungkin setelah di-mapping dulu mau dibawa kemana BUMN. Saya kira, dari sektor lain perusahaan BUMN belum ada yang rencana IPO juga tahun ini.”
Sebelumnya, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dikabarkan siap melakukan IPO tahun ini. Seperti diketahui, sekitar 14 BUMN perkebunan digabungkan menajadi satu holding perkebunan di bawah PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Perusahaan yang sempat diwacanakan untuk IPO adalah PTPN VII. Rencana tersebut juga belum jelas perkembangannya pada saat ini.
Namun, rencana tersebut tidak jadi direalisasikan pada tahun ini karena induk usaha, PT Perkebunan Nusantara III (Persero), berencana melakukan pengembangan perusahaan itu terlebih dulu.
Begitu juga Direktur Utama PTPN III Bagas Angkasa mengatakan situasi ekonomi juga dianggap belum mendukung untuk rencana IPO tersebut. “Kami mau revitalisasi dan pengembangan usaha dulu,” katanya.
Bagas mengatakan rencana IPO dari anak usaha PTPN III sebenarnya tidak hanya PTPN VII, namun juga PTPN III, PTPN IV dan PTPN V. Namun, dalam perkembangannya, rencana IPO tersebut hanya menyisakan PTPN VII hingga kemudian ditunda pelaksanaannya.
Seperti diketahui, isu mengenai rencana IPO PTPN VII itu sudah mulai muncul pada tahun lalu. Rencananya, PTPN VII akan melepas 30% saham ke publik dengan target perolehan dana sebesar Rp 2 triliun.
Ito Warsito, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia berharap 14 BUMN Perkebunan saat ini bisa melakukan IPO sehingga bisa meningkatkan kapitalisasi pasar. Saat ini, dari 510 emiten yang tercatat di BEI, jumlah emiten agribisnis hanya sekitar 21 perusahaan dengan kapitalisasi pasar hanya 3% terhadap kapitalisasi secara keseluruhan.
“Kalau seluruh BUMN perkebunan IPO, kapitalisasi pasar langsung naik,” ujarnya.