Bisnis.com, JAKARTA--Nilai kerugian emiten pelat merah pada kuartal I/2015 menyusut 67,5% menjadi Rp832,43 miliar dibandingkan dengan periode yang sama setahun lalu Rp2,56 triliun.
Berdasarkan data yang diolah Bisnis.com, Selasa (12/5/2015), jumlah emiten badan usaha milik negara (BUMN) yang merugi tidak berubah sebanyak 4 perusahaan dari total 20 BUMN.
Pada periode Januari-Maret 2015, PT Timah (Persero) menjadi anggota baru dalam kelompok emiten BUMN pencetak rugi bersih. Emiten berkode saham TINS tersebut menderita rugi bersih Rp19,1 miliar dari sebelumnya yang masih laba Rp95,02 miliar.
Sebaliknya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. berhasil keluar dari zona emiten pelat merah pencetak rugi bersih. Emiten berkode saham GIAA tersebut membukukan laba bersih US$11,39 juta setara dengan Rp113,97 miliar (Kurs Rp10.000/US$), dari sebelumnya rugi US$168,04 juta.
Sementara itu, dari 20 perusahaan BUMN yang melantai di pasar modal, sebanyak 16 emiten membukukan laba bersih total Rp22,02 triliun, turun 0,9% dari sebelumnya Rp22,04 triliun. Jumlah emiten pencetak laba tidak mengalami perubahan dari tahun lalu yakni 16 BUMN.
PT Kimia Farma (Persero) Tbk. berhasil menduduki posisi puncak pertumbuhan laba bersih pada Januari-Maret tahun ini mencapai 113,61%. Emiten berkode saham KAEF tersebut mengantongi laba Rp49,9 miliar, meroket dari tahun lalu Rp23,36 miliar.
Pada posisi berlawanan, laba bersih emiten konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. merosot paling tajam hingga 63,29%. WIKA meraup laba bersih Rp61,5 miliar dibandingkan dengan kuartal I tahun lalu Rp167,51 miliar.
Pencetak rugi terbesar dilakukan oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. hingga mencapai Rp553,19 miliar. Kerugian KRAS terbilang turun 3,91% dibandingkan rugi bersih pada kuartal I/2014 sebesar Rp575,67 miliar.
Pada periode yang sama, seluruh BUMN yang telah melantai di pasar modal tersebut mengantongi total pendapatan sebesar Rp120,76 triliun. Perolehan tersebut naik 9,24% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp110,55 triliun.
Dua emiten konstruksi BUMN menjadi kunci peraih pertumbuhan sekaligus penurunan pendapatan tertinggi tahun ini. PT Waskita Karya (Persero) Tbk. tumbuh tertinggi 35,59% dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. terjerembab turun terendah 28,16%.
WSKT mengantongi pendapatan Rp1,4 triliun per 31 Maret 2015 dari tahun lalu Rp1,03 triliun. Sebaliknya, WIKA meraup pendapatan Rp2 triliun, merosot dari tahun sebelumnya Rp2,79 triliun.
Berikut kinerja laba (rugi) 20 Emiten BUMN kuartal I-2015 selengkapnya:
(dalam Rp miliar)
Ticker | Laba (rugi) bersih | ||
2015 | 2014 | % | |
ADHI | 10.62 | 16.23 | (34.57) |
ANTM | (240.20) | (272.60) | (11.89) |
BBNI | 2,816.93 | 2,392.56 | 17.74 |
BBRI | 6,143.39 | 5,934.67 | 3.52 |
BBTN | 402.26 | 341.17 | 17.91 |
BMRI | 5,138.33 | 4,924.52 | 4.34 |
GIAA | 113.97 | (1,680.42) | (106.78) |
INAF | (19.94) | (38.38) | (48.05) |
JSMR | 329.50 | 376.05 | (12.38) |
KAEF | 49.90 | 23.36 | 113.61 |
KRAS | (553.19) | (575.67) | (3.91) |
PGAS | 1,431.47 | 2,197.78 | (34.87) |
PTBA | 340.33 | 536.30 | (36.54) |
PTPP | 93.53 | 61.43 | 52.25 |
SMBR | 73.75 | 75.64 | (2.50) |
SMGR | 1,190.22 | 1,308.73 | (9.06) |
TINS | (19.10) | 95.02 | (120.10) |
TLKM | 3,814.00 | 3,585.00 | 6.39 |
WIKA | 61.50 | 167.51 | (63.29) |
WSKT | 11.95 | 6.84 | 74.71 |
Sumber: Laporan keuangan perseroan, diolah.