Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar mata uang Asia mencetak penurunan mingguan terbesar dalam sebulan.
Hal itu terjadi ditengah maraknya aksi jual global di saham dan obligasi. Adapun pelemahan terdalam dialami oleh rupiah dan won.
“Kami melihat adanya peningkatan tajam dari aksi jual obligasi di negara maju dan hal itu meningkatkan volatilitas," ujar Mirza Baig , Head of Foreign Exchange and Interest-Rate Strategy BNP Paribas SA, Jumat (8/5/2015).
Sekitar US$2 triliun telah keluar dari saham dan obligasi di seluruh dunia sejak pekan lalu seiring adanya perlambatan di China, ketidakpastian waktu kenaikan suku bunga AS, dan prospek Yunani keluar dari euro.