Bisnis.com, JAKARTA— Kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat terpelanting kembali ke level Rp13.000/US$, justru di saat indeks dolar AS menjinak.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengemukakan tertekannya rupiah akibat sejumlah sentimen negatif , yang diprediksi masih akan terjadi sepanjang pekan ini.
“Banyak sentimen negatif,” kata Rangga saat dihubungi hari ini, Senin (4/5/2015).
Seperti pada hari ini, ujarnya, dirilisnya indeks manufaktur China yang makin berkontraksi .
Sementara itu utang Yunani akan segera jatuh tempo, dan negosisi untuk mendapatkan kucuran tambahan bailout masih alot.
Di samping itu, ujarnya, data inflasi yang baru dirilis BPS juga berpeluang menjadi tambahan tekanan pada rupiah.