Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) terus melanjutkan pelemahan di hari keempat, hingga akhir sesi I, Senin (27/4/2015).
Berdasarkan pantauan Bisnis, indeks melemah tajam 2,7% ke level 5.288,56 pada akhir sesi I, yang merupakan level terendah sejak akhir Januari 2015.
Pelemahan itu terjadi seiring tertekannya seluruh sektor yang ada dipimpin oleh agribisnis 5,79% dan finansial 4,14%.
Head of Research NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menilai, pelemahan tersebut disebabkan oleh sentimen dalam negeri. Sementara itu, sentimen global tidak banyak berpengaruh.
“Rilis kinerja sejumlah emiten yang lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya, memberi efek psikologis negatif kepada pasar. Sebenarnya tidak turun, tetapi lebih lambat,” ujarnya kepada Bisnis.
Dia menambahkan, pelemahan juga terjadi seiring adanya estimasi ekonomi Indonesia yang tumbuh lebih lambat di kuartal I/2015 serta pelemahan rupiah terhadap dolar AS, imbas melemahnya yen karena rencana stimulus Bank of Japan (BoJ).
Selain itu, dirilisnya konsensus analis yang sebelumnya terlalu over confidence yang tidak sesuai dengan kondisi riilnya.
“Sebelumnya indeks memiliki utang gap di level 5.342-5.372, lalu 5.398-5.413, dan 5.460-5.484. Tapi saat ini sudah tertutup sempurna seluruh utang gap sepanjang 2015,” ungkapnya.
Hingga akhir perdagangan sore ini, IHSG diprediksi akan bergerak di kisaran support 5.279-5.284 dan resistance 5.300-5.345.