Bisnis.com, JAKARTA- - PT Timah (Persero) Tbk. menanggung rugi bersih sebesar Rp19,1 miliar pada kuartal I/2015 ini. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan membukukan laba bersih Rp95,02 miliar.
Walaupun pendapatan perseroan naik 9,5% dari Rp1,23 triliun menjadi Rp1,35 triliun, beban pokok penjualan naik lebih tinggi hingga 32,5%.
Dalam laporan keuangan yang dirilis, disebutkan bahwa beban pokok emiten dengan kode saham TINS itu melonjak dari Rp911,96 miliar menjadi Rp1,21 triliun pada kuartal I/2015.
Tingginya beban pokok penjualan tersebut, mengakibatkan laba kotor perseroan turun hingga 55%, menjadi Rp145,95 miliar, dari Rp325,39 miliar.
Harga logam timah rata-rata TINS kuartal I/2015 lebih rendah 18,7% dibanding kuartal yang sama pada tahun sebelumnya.
Pada kuartal I/2014, harga logam timah rata-rata TINS mencapai US$23.302 per ton, sedangkan pada kuartal I/2015 sebesar US$18.936 per ton.
Mengingat harga jual timah yang turun signifikan pada awal tahun ini, perseroan memutuskan untuk mengatur penjualan sebatas untuk menjaga arus kas.
Bila sebelumnya penjualan bisa mencapai 2.500 ton-3.000 ton/bulan, saat ini hanya berkisar 1.000 ton/bulan.
Sebelumnya, Direktur Utama TINS Sukrisno menyebutkan sepanjang kuartal pertama ini, harga timah tercatat sempat mencapai US$13.600 per ton, atau harga terendah dalam 10 tahun terakhir.