Bisnis.com. JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan sejumlah data ekonomi yang dirilis Amerika Serikat akan mempengaruhi kelanjutan gerak indeks dolar AS.
“Minggu ini dolar masih akan lemah tetapi akan diuji oleh datangnya angka inflasi dan revisi PDB AS yang jika membaik signifikan bisa memicu kembalinya penguatan dolar,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (24/3/2015).
Dikemukakan pada minggu lalu Gubernur banks sentral AS Federal Reserve Janet Yellen memang menghilangkan kata “sabar” dalam pernyataan resmi FOMC, tetapi ia menegaskan itu tidak berarti menjadi tidak sabar untuk menaikkan suku bunga.
Sejalan dengan itu, ujarnya, walaupun harapan kenaikan suku bunga di tengah tahun masih tinggi, survei para anggota dewan the Fed justru menunjukkan harapan kenaikan yang lebih rendah.
“Hal itu sudah cukup untuk membawa dollar index turun drastis hingga saat ini,” katanya.
Tentu itu juga dibantu oleh optimisme di Zona Euro yang meningkat akibat aksi beli obligasi oleh ECB yang terus bertambah, ujarnya, serta negosiasi kebijakan ekonomi antara Yunani dan Jerman yang relatif lancar.