Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA EMAS: Di Comex New York Ditutup Naik

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup naik pada Senin (9/3/2015) atau Selasa (10/3/2015) didorong melemahnya dolar AS terhadap mata uang utama dan berlanjutnya ketidakpastian sekitar utang Yunani.
Emas batangan/JIBI
Emas batangan/JIBI

Bisnis.com, CHICAGO -  Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup naik pada Senin (9/3/2015) atau Selasa (10/3/2015)  didorong melemahnya dolar AS terhadap mata uang utama dan berlanjutnya ketidakpastian sekitar utang Yunani.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April, naik US$2,2 dolar AS atau 0,19%, menjadi menetap di US$1.166,50  per ounce.

Emas mendapat dukungan karena indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya, turun 0,2% menjadi US$97,61 pada pukul 05.52 GMT.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, karena penguatan greenback membuat aset dalam mata uang dolar AS termasuk emas menjadi lebih mahal bagi investor, sehingga mengurangi daya tarik emas.

Logam mulia diberi dukungan tambahan ketika para menteri keuangan zona euro pada Senin bersiap untuk melanjutkan perundingan mereka tentang program reformasi yang diusulkan oleh Yunani dalam pertukaran untuk dana talangan (bailout) lebih lanjut.

Ketidakpastian atas hasil pertemuan tersebut meningkat, karena beberapa yakin hanya sedikit yang akan diputuskan, dan perdebatan lainnya sedikit waktu tersisa untuk menyetujui dana talangan Yunani.

Menteri Keuangan Spanyol mengatakan bahwa Yunani akan membutuhkan paket dana talangan sekitar US$50 miliar  setelah program saat ini berakhir pada Juni.

Sementara itu, beberapa analis mengatakan bahwa emas juga akan didukung oleh pasar Asia yang kuat di mana beberapa sinyal kuantitatif dari Tiongkok menunjukkan peningkatan permintaan.

Perak untuk pengiriman Mei turun 3,1 sen atau 0,20 persen menjadi ditutup pada US$15,776  per ounce. Sementara, platinum untuk pengiriman April turun US$10,2  atau 0,88 persen menjadi ditutup pada US$1.148,60  per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : (Antara/Xinhua)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper