Bisnis.com, JAKARTA— Harga tembaga memasuki tren penguatan sejalan dengan indikasi penyusutan stok global.
Stok global tembaga merosot akibat aksi borong oleh China dan potensi penurunan pasokan akibat kendala produksi di Australia dan Chile.
Harga kontrak tembaga 3 bulan di London Metal Exchange kemarin ditutup naik 0,18% ke US$5.905,50 per ton.
Kontrak tersebut diperdagangkan naik 7,28% sepanjang Februari setelah merosot 18,82% dalam 3 bulan sebelumnya.
Wakil Presiden Codelco, produsen tembaga terbesar dunia, Rodrigo Toro mengatakan tren harga tembaga memasuki masa pemulihan.
Dia mengharapkan China, konsumen setengah dari total produksi tembaga dunia, kembali menambah stok setelah tahun lalu membeli sekitar 1 juta ton tembaga.
“Saya memperkirakan mereka membeli [pada 2015]. Semua orang memiliki ekspektasi harga akan pulih,” kata Toro seperti dikutip Bloomberg, Selasa (3/3/2015).
Pasokan tembaga dunia juga diperkirakan merosot pada 2015. Produksi tembaga di tambang milik BHP di Australia diperkirakan berkurang 70.000 ton
Penurunan pasokan juga terjadi di Chile seiring penutupan 168 tambang kecil di negara tersebut. Total pasokan dunia diprediksi berkurang hingga 500.000 ton.