Bisnis.com, JAKARTA—Investor disarankan untuk menghindari saham milik PT Kalbe Farma Tbk. terkait dengan kasus penarikan dua obat anestasi milik perusahaan tersebut.
Seperti diketahui, Kalbe Farma menarik seluruh batch Buvanel Spinal 0,5% Heavy 4 ml dan Asam tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml batch no.629668 dan 630025 yang beredar sejak 12 Februari 2015.
Kabar yang beredar menyebutkan dua orang yang menjadi pasien di Rumah Sakit Siloam meninggal dunia pasca injeksi obat anestasi tersebut. Namun, sampai berita ini diturunkan manajemen Kalbe Farma belum memberikan konfirmasi terkait kasus tersebut.
Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menyarankan investor untuk mewaspadai pergerakan saham PT Kalbe Farma Tbk. untuk sementara waktu. Menurutnya, saham emiten farmasi ini akan bergantung pada keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan terkait dengan kasus obat bius tersebut.
“Kalau yang sudah profit lebih baik keluar dulu. Bagi yang belum punya lebih baik menghindarinya,” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (17/2/2015).
Kiswoyo melanjutkan, BPOM bisa saja memberikan sanksi berupa denda ataupun pencabutan izin produksi. Selain itu, risiko juga datang dari gugatan korban. Menurutnya, KLBF juga harus mewaspadai penurunan pamor perseroan setelah kasus tersebut heboh di masyarakat.