Bisnis.com, JAKARTA– Euro membuka pekan terakhir bulan ini dengan jatuh ke level terendah sebelas tahun terakhir terhadap dolar AS. Pemilihan umum Yunani yang dilakukan kemarin menjadi sentimen utama penekan mata uang zona Eropa tersebut.
Pada perdagangan pukul 10:00, euro melemah 0,36% terhadap dolar AS menjadi US$1,11 per euro.
Pemimpin Partai Syriza Alexis Tsipras menjadi Perdana Menteri Yunani dan menolak kondisi bail out yang disematkan kepada Yunani oleh Uni Eropa dan International Fund Monetary (IMF).
Aksi rencana negosiasi ulang antara pemerintah Yunani yang baru dengan pemerintah zona euro diperkirakan semakin memperbesar peluang Negeri Para Dewa itu ke luar dari zona serikat mata uang Benua Biru.
Namun, pasar berharap Tsipras bisa melakukan kompromi tanpa harus terjadinya Greece Exit (Grexit), sebutan untuk keluarnya Yunani dari zona euro.
Sebastien Galy, analis Societe Generale, mengatakan pasar saat ini yakin restrukturasi utang Yunani hanya dilakukan pada sektor resmi untuk saat ini.
“Yunani pun masih berpeluang ke luar dari Zona Euro meskipun dengan pemerintahan yang kecil sekalipun,” ujarnya seperti dilansir Reuters pada Senin (26/1).
Sebelumnya, euro tertekan lebih dulu pada akhir pekan lalu setelah Europe Central Bank (ECB) mengumumkan akan memperluas stimulus moneternya senilai 1,2 triliun euro sampai 2016.