Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANK DUNIA: Harga Minyak Seperti Fenomena 1985/1986

Bank Dunia menyatakan penurunan harga minyak seperti yang terjadi pada 2015 ini adalah sama seperti dengan fenomena penurunan yang terjadi sebelumnya pada periode 1985-1986.
Pelemahan harga minyak kemungkinan bakal berimbas pula kepada harga komoditas lainnya. /Bisnis.com
Pelemahan harga minyak kemungkinan bakal berimbas pula kepada harga komoditas lainnya. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Dunia menyatakan penurunan harga minyak seperti yang terjadi pada 2015 ini adalah sama seperti dengan fenomena penurunan yang terjadi sebelumnya pada periode 1985-1986.

"Baik kolapsnya harga minyak saat ini maupun harga minyak yang dialami pada 1985/1986 adalah mengikuti naiknya produksi minyak dari sumber-sumber nonkonvensional," kata Ekonom Senior Grup Prospek Pembangunan Bank Dunia, John Baffes, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (23/1/2015).

Menurut John Baffes, penyebab penurunan harga minyak yang serupa dari dua kejadian di waktu yang bersamaan adalah pengabaian OPEC atas penargetan harga minyak.

Berdasarkan data Bank Dunia, harga minyak pada 2015 ini rata-rata 53 dolar AS per barel pada tahun 2015, atau 45 persen lebih rendah dibandingkan dengan 2014.

Selain itu, pelemahan harga minyak kemungkinan bakal berimbas pula kepada harga komoditas lainnya, khususnya yang berkaitan dengan gas alam, pupuk, dan komoditas pangan.

Di Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan bahwa warga harus beradaptasi dengan kondisi harga bahan bakar minyak (BBM) yang bisa berubah setiap bulan.

"Masyarakat harus bisa beradaptasi dengan perubahan harga, bisa berubah dalam satu bulan. Namun, masih kita lakukan 'review' terlebih dahulu," kata Sofyan di Jakarta, Senin (12/1/2015).

Hal tersebut, kata dia, merupakan kebijakan penyesuaian untuk mengikuti harga minyak dunia yang fluktuatif dan bisa mengalami kenaikan atau penurunan setiap saat. Menurut Sofyan, dengan kondisi tersebut, harga kebutuhan pokok dan jasa di lapangan juga akan mengalami perubahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper