Bisnis.com, JAKARTA— Setelah cenderung melambat di tahun lalu, kinerja emiten keramik di 2015 diprediksi kembali bangkit seiring dengan membaiknya sektor properti.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities mengatakan sektor properti yang menjadi pasar utama industri keramik diperkirakan kembali bergeliat. Rencana pemerintah membangun 5 juta rumah untuk rakyat dan sejumlah target pembangunan infrastruktur dinilai menjadi pemicunya. Tren ini pada akhirnya akan mendorong aktivitas produksi emiten keramik di Indonesia.
“Secara persentase belum bisa saya pastikan. Tetapi akan bergerak ke arah positif di tahun ini,” katanya saat dihubungi Bisnis.
Kendati diprediksi tumbuh positif, William menilai kenaikan ini tidak terlalu signifikan. Pasalnya, sektor properti masih terganjal oleh suku bunga acuan Bank Indonesia yang relatif tinggi. Dia menyarankan kepada emiten keramik agar tidak hanya fokus pada pangsa pasar perumahan baru, tetapi juga di segmen renovasi.
Di sisi lain, penurunan harga bahan bakar minyak bisa menjadi peluang bagi emiten untuk menjaga marjin. Pasalnya, harga minyak yang cenderung rendah akan memangkas ongkos distribusi. William menilai emiten harus bisa memanfaatkan peluang tersebut.
Sementara itu, tantangan datang dari pelemahan mata uang rupiah. William memprediksi mata uang garuda tersebut masih akan tertekan oleh penguatan dolar Amerika Serikat. Emiten keramik dinilai harus mewaspadai tren ini.
Sekretaris Perusahan PT Inti Keramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) Vincentius An Eng mengatakan pasar industri keramik di tahun ini akan tumbuh di kisaran 10%-15%. Angka ini mengacu pada proyeksi pertumbuhan pasar properti yang juga di level tersebut.
“Kalau pasar keramik pastinya mengikuti perkembangan pasar properti. Tahun ini kami optimistis bisa tumbuh 10%-15%,” katanya kepada Bisnis, Kamis (22/1).