Bisnis.com, CARACAS – Kondisi perekonomian Venezuela yang tertekan oleh jatuhnya harga minyak dunia sejak semester II/2014 tengah berusaha dengan berbagai cara untuk bisa bertahan.
Nicolas Maduro, Presiden Venezuela berencana menggunakan sistem mata uang baru untuk impor non esensial, hal itu dilakukan untuk menjaga harga makanan dan obat-obatan di dalam negeri [Venezuela] tidak melonjak naik.
Maduro mengatakan sistem mata uang baru yang sedang direncanakan itu hanya bersifat sementara untuk kepentingan pembangunan negara.
“Nantinya sistem ini akan mengombinasikan broker, swasta, dan sektor publik untuk bersaing dengan dolar AS yang marak beredar di pasar gelap,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Kamis (22/1/2015).
Venezuela nantinya akan beralih dari sistem SICAD I ke sistem peralihan yaitu SICAD II. SICAD adalah sistem mata uang yang dikeluarkan Venezuela sebagai sistem sekunder. Maduro sedang memperjuangkan nilai mata uang negara itu bisa menjadi 6,3 bolivar per dolar AS dalam SICAD II.
Kebijakan itu dilakukan karena Venezuela tidak ingin menghapus program-program sosial di tengah krisis ekonomi tersebut. Tapi, masalahnya pendapatan negara itu tengah tergerus hingga 50% karena rendahnya harga minyak.
Pertumbuhan ekonomi Venezuela pun menyusut 2,8% tahun lalu, sedangkan inflasi tumbuh 64%.