Bisnis.com, TOKYO – Euro menguat terhadap dolar AS di tengah pasar menunggu hasil dari pertemuan Europe Central Bank (ECB).
Thomas Averiil, Direktur Rochford Capital, mengatakan perekonomoian zona euro cukup rendah saat ini sehingga Europe Central Bank (ECB) memutuskan untuk melonggarkan stimulus moneternya.
“Bila kebijakan quantitative easing [QE] dilakukan ECB, itu menjadi positif untuk zona euro, tetapi setelah pengumuman kebijakan itu euro berpotensi tertekan oleh dolar AS dalam jangka menengah,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Kamis (22/1/2015).
ECB sedang mempertimbangkan untuk melakukan pelonggaran stimulus moneter sebesar 50 miliar euro setiap bulannya sampai 2016. Secara keseluruhan ECB akan menggelontorkan 1,1 triliun euro untuk program QE kali ini.
Dean Popplewell, analis Oalanda Corp., mengatakan jika ECB bimbang dalam mengambil keputusan, euro bisa tertekan lebih dalam lagi.
Pada perdagangan kemarin, sampai pukul 18.15, euro menguat sebesar 0,14% terhadap dolar AS menjadi US$1,16 per euro.