Bisnis.com, NEW YORK– Obligasi Amerika Serikat (treasuries) menguat untuk pertama kali dalam tiga pekan, karena imbal hasil surat utang 10 tahun mendekati level tertinggi dalam 15 tahun terhadap obligasi Jerman.
Surat utang AS memperpanjang kenaikan setelah indeks manufaktur Amerika Institute for Supply Management jatuh lebih dalam ketimbang proyeksi dan belanja konstruksi turun tak terduga.
Imbal hasil obligasi 10 tahun Jerman merosot ke rekor setelah Presiden European Central Bank (ECB) Mario Draghi mengatakan dia tidak dapat mengabaikan deflasi, memicu spekulasi the ECB akan segera memulai pembelian surat utang pemerintah. Dolar menguat versus seluruh 16 mata uang utama dan mencapai paritas dengan franc Swiss untuk pertama kali sejak 2010.
“Ada tekanan baru terhadap penambahan utang luar negeri, dan sebagai hasilnya, pasar Treasury telah menerima tawaran simpati,” kata Ian Lyngen, ahli strategi obligasi pemerintah pada CRT Capital Group LLC di Stamford, Connecticut, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (3/1/2014).
“Kami juga melihat data ISM yang mengecewakan. Itu dan belanja konstruksi telah membuat pasat khawatir tentang prospek pertumbuhan.”
Yield obligasi 10 tahun AS merosot 6 basis poin menjadi 2,11% pada pukul 17.00 waktu New York, menurut data Bloomberg Bond Trader. Yield menyentuh 2,1%, terendah sejak 17 Desember dan kehilangan 14 basis poin sejak 26 Desember, penurunan mingguan pertama sejak 12 Desember. Harga surat berharga bertenor hingga November 2024 2,25% naik US$5,31 per nilai nominal US$1.000 ke 101 7/32.
Imbal hasil obligasi 30 tahun turun enam bps menjadi 2,69% dan menyentuh 2,68%, terendah sejak 16 Desember.
Jumlah obligasi yang diperdagangkan melalui ICAP Plc, broker antaragen surat utang AS terbesar, tumbuh US$238 miliar. Rata-rata harian sepanjang dua pekan terakhir adalah US$169 miliar. (Bisnis.com)
