Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DIRUT GARUDA MUNDUR: Inilah Penjelasan Emirsyah Satar

Tiga bulan sebelum masa jabatannya berakhir, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Emirsyah Satar memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai bos di maskapai penerbangan pelat merah itu.
 Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Emirsyah Satar
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Emirsyah Satar

Bisnis.com, JAKARTA--Tiga bulan sebelum masa jabatannya berakhir, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Emirsyah Satar memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai bos di maskapai penerbangan pelat merah itu.

Emirsyah mengatakan proses pengunduran dirinya sudah dipikirkan secara matang. Dia juga telah berkonsultasi dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno selaku pemegang saham mayoritas.

"Kamis saya mau mundur, sudah cukup saya membawa Garuda dari pailit, kemudian go public, dan sekarang menjadi maskapai nomor tujuh dunia," ungkapnya saat berbincang dengan Bisnis, Selasa (10/12/2014).

Dia memutuskan mundur saat ini, sebelum masa jabatannya berakhir pada Maret 2015 mendatang. Keputusan itu diambil agar penggantinya nanti dapat segera bekerja sejak awal tahun tanpa kehilangan waktu hingga satu triwulan.

Emirsyah menjabat sebagai dirut pada emiten berkode saham GIAA itu sejak Maret 2005. Saat itu, mantan bankir tersebut diminta oleh Menteri BUMN Sugiharto untuk mengembalikan Garuda ke dalam radar airlines tingkat Asia Pasifik.

Pria kelahiran Jakarta, 28 Juni 1959, tersebut ingat betul awal dirinya menjabat sebagai bos Garuda. Saat itu, kondisi Garuda tidak jauh berbeda dengan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) sekarang.

Perlahan, Emirsyah mulai membenahi struktur kinerja Garuda. Bahkan, pencapaian tertinggi bagi Emirsyah adalah ketika Garuda akhirnya dapat go public melalui penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) di pasar modal.

Sejumlah keberhasilan diklaim Emirysah telah ditorehkan Garuda sejak dirinya menjabat 10 tahun lalu. Kini, armada Garuda telah meningkat 3,3 kali lipat dari 2006 menjadi 169 unit hingga akhir 2014.

Penambahan pesawat membuat daya angkut penumpang meningkat 2,7 kali lipat menjadi 20,9 juta penumpang pada kuartal III/2014. Daya angkut kargo juga melonjak menjadi 292.888 ton per September 2014.

Sementara itu, dia mengakui, GIAA memang membukukan rugi bersih yang terus membengkak hingga akhir tahun. Per 30 September 2014, rugi bersih Garuda mencapai US$219,5 juta atau setara dengan Rp2,63 triliun, melonjak tajam 1.362,62% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu US$15,01 juta.

Meski kinerja bulanan sudah menunjukkan tren positif, Emirsyah pesimistis sisa kinerja hingga akhir tahun ini dapat menutup kerugian yang cukup besar pada kuartal I/2014. Namun demikian, dirinya optimistis pada 2015 kinerja Garuda akan kembali positif.

Bila dibandingkan sejak 2006, pendapatan Garuda melonjak 2,7 kali lipat menjadi US$2,8 miliar. Bahkan, dari sisi permodalan Garuda pada 2006 yang masih negatif, kemudian menjadi positif US$1,1 miliar.

Emirsyah menjelaskan sejumlah tantangan yang dihadapi GIAA ke depan diantaranya dengan diberlakukan Asian open sky. Dia berharap, Garuda menjadi maskapai kelas dunia baik dari sisi sumber daya manusia, proses bisnis, hingga teknologi.

"Ke depan, Garuda butuh modal. Pemerintah perlu menambah modal. Biar bagaimanapun, multiplier effect penerbangan sangat besar. Bisnis penerbangan itu human intensive dan capital intensive," paparnya.

Sebelum meninggalkan Garuda, Emirsyah menegaskan telah memastikan pada 2015 akan mendatangkan 18 armada pesawat baru. Semua armada itu telah dipastikan pendanaannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper