Pergerakan harga karet*
Tanggal | Yen/kg | (%) |
16/10 (10.06 WIB) | 179,6 | -1,86% |
15/10 | 183 | +0,05% |
14/10 | 183,4 | +2,98% |
13/10 | (Libur) | (Libur) |
10/10 | 178,1 | -1,82% |
9/10 | 181,4 | +0,17% |
8/10 | 181,1 | +1,17% |
7/10 | 179 | +1,82% |
*Kontrak Januari 2014
Sumber: Bloomberg, 2014v
Bisnis.com, JAKARTA - Harga karet di bursa Tokyo Commodity Exchange (Tocom) Rubber Future Contract pada pertengahan perdagangan Jumat (17/10) rebound signifikan, pasca pemerintah Thailand setuju untuk membeli timbunan komoditas itu demi mendongkrak harga.
Harga karet di bursa Tocom untuk kontrak Januari 2015, seperti dikutip Bloomberg, hari ini dibuka sudah menguat 0,22% ke 181,5 yen/kg bila dibandingkan dengan penutupan pada Kamis (16/10/2014) yang terhenti di level 181,1 yen/kg.
Pada pukul 10.02 WIB atau sekitar 12.02 waktu Tokyo, harga komoditas itu makin melejit 2,82% ke 186,2 yen/kg.
Sampai dengan waktu tersebut, harga karet bergerak di kisaran 180-188,9 yen/kg.
Kemarin, Pridiyathorn Devakula, Deputi Perdana Menteri Thailand mengatakan Komite Kebijakan Karet Nasional menyetujui rencana pemerintah untuk menggelontorkan dana senilai 30 miliar baht atau sekitar US$925 juta guna mengelola timbunan stok karet mulai 22 Oktober 2014.
Pemerintah negeri eksportir terbesar karet itu membidik peningkatan harga menjadi setidaknya 60 baht/kg dalam satu atau dua bulan mendatang.
“Ketika Thailand mengambil langkah lanjutan untuk mendorong harga, para investor buru-buru melakukan buy back di hursa berjangka,” ujar Gu Jiong, analis Yutaka Shoji Co, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (17/10).
Menurut Gu, prospek berkurangnya pengiriman dari negara-negara Asia, termasuk tiga produsen terbesar Thailand, Indonesia dan Vietnam, mendorong konsumen China untuk mengamankan pasokan, sehingga mendorong keseimbangan suplai.