Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia pada pertengahan perdagangan Senin (29/9/2014) bergerak melemah 0,27% ke 2.183 ringgit per ton pukul 11.28 WIB atau sekitar 12.28 waktu Kuala Lumpur.
Zulfirman Basir, Analis PT Monex Investindo Futures, mengatakan sebenarnya penghapusan pajak ekspor palm oil Indonesia dan Malaysia, serta berlanjutnya pelemahan rupiah dan ringgit memberikan harapan perbaikan ekspor kedua negara produsen itu dan sekaligus sentimen positif bagi komoditas tersebut.
Meski demikian, tambahnya, investor masih cemas dengan melimpahnya supplai produk pertanian dunia terutama kedelai yang merupakan substitusi untuk palm oil.
“Selain itu, outlook permintaan Cina setelah data laba industri yang turun dan sinyalkan bertambahnya ancaman perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Ini mungkin dapat memberikan sentimen negatif untuk palm oil,” ujarnya melalui riset yang diterima Bisnis, Senin (29/9/2014).
Pada grafik harian, lanjutnya, naiknya indikator MACD dapat menyediakan tenaga kenaikan bagi palm oil. Keberhasilan komoditas itu keluar dari bearish channel juga dapat mengurangi tekanan penurunan.
Namun, palm oil perlu mencatatkan level penutupan harian di atas resistance RM2210 untuk menjaga momentum rally.
“Palm oil mungkin akan diperdagangkan di kisaran 2.150 ringgit/ton hingga 2.185 ringgit/ton untuk hari ini Kegagalan mengatasi resistance tersebut dapat mendorong aksi profit-taking terutama dengan indikator Stochastic yang kini berada di area overbought,” jelas Zulfirman.
Outlook palm oil kini menjadi netral, namun palm oil dapat alami pelemahan terbatas dengan target penurunan 2.070 ringgit/ton dan stop-loss 2.215 ringgit/ton.