Bisnis.com, JAKARTA-- Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan.
Pada pukul 16.00 WIB, indeks itu ditutup pada level 5.142,01 atau rebound 0,18%.
Sektor keuangan menjadi pendorong indeks dengan kenaikan 0,77%.
IHSG saat penutupan perdagangan Senin (29/9/2014) tercatat rebound 9,45 poin atau 0,18% ke level 5.142,01."Walalupun reigional mendukung, namun pelemahan rupiah di 12.000 menahan kenaikan IHSG untuk mencapai all time high di 5.251 untuk sementara waktu," kata Periset Senior HD Capital Yuganur Wijanarko dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (29/9/2014) .
IHSG berhasil bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan. Pada pukul 16.00 WIB, indeks itu ditutup pada level 5.142,01 atau rebound 0,18%. Sektor keuangan menjadi pendorong indeks dengan kenaikan 0,77%.
Jelang akhir perdagangan, koreksi IHSG menipis. Pada pukul 15.31 WIB, indeks terpantau ada di level 5.129,49. Sektor Properti, konstruksi, dan real estat anjlok paling tajam, yakni 1,25%.
Awal sesi II, IHSG kembali bergerak melemah. Pada pukul 13.56 WIB, indeks terpantau turun 0,1% ke level 5.127,23. Sektor pertanian terkoreksi paling tajam yakni 0,97%.
IHSG menutup sesi I IHSG berbalik arah dan menguat 0,01% ke 5.133,15. "Koreksi IHSG tertahan oleh bottom box pada kisaran 5.115. Candle membentuk bullish divergence yang menandakan IHSG berpotensi menutup gap terakhir pada kisaran 5.143-5.174. Bila ditembus, maka IHSG berpotensi menutup gap selanjutnya 5.077-5.088. Support pada kisaran 5.075 dan resisten pada kisaran 5.180," tulis HP Analytics dalam risetnya yang diterima siang ini, Senin (29/9/2014.
IHSG menutup sesi I IHSG berbalik arah dan menguat 0,01% ke 5.133,15.
IHSG naik 0,07% ke 5.136,26
Menjelang penutupan sesi I, IHSG melemah 0,2% ke 5.122,16. Adapun sepanjang hari ini indeks bergerak pada kisaran 5.082,73-5.134,49.
IHSG melemah 0,87% ke 5.088,06. “Masih terbawa sentimen kemarin yang anjlok (1,32%), Pasar juga tengah menunggu data inflasi yang akan dirilis BPS Rabu (1/10/2014), ” kata Kiswoyo Adi, Joe, Analis Investa Saran Mandiri saat dihubungi hari ini, Senin (29/9/2014).
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin (29/9/2014) dibuka melemah 0,19% ke 5.122,83.
Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan sejumlah sektor akan menopang gerak IHSG, yaitu finance, agri, konsumer, trade, dan properti dengan basis konstruksi. “Sektor agri dan trade memiliki peluang naik yang cukup besar, demikian juga dengan finance,” katanya dalam riset.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan depan diperkirakan dapat sentimen positif dari rilis data BPS. “Diperkirakan pekan depan, IHSG akan berada pada rentang support 5.090-5.117 dan resisten 5.185-5.235. IHSG membentuk pola menyerupai bearish harami menuju middle bollinger bands. MACD cenderung turun membentuk death cross dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic gagal mencoba berbalik naik dan cenderung turun. IHSG gagal bertahan di area target kisaran support (5.109-5.120), dan gagal mendekati target resisten (5.245-5.275). IHSG berpeluang melanjutkan pelemahannya, apalagi jka laju bursa saham global kembali melanjutkan penurunannya. Akan tetapi, diharapkan pelemahan dapat terbatas dan rilis data-data makro ekonomi Indonesia di pekan depan dapat positif mengimbangi sentimen pelemahan,” kata Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada dalam risetnya yang diterima hari ini, Minggu (28/9/2014).
Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada memberikan hasil risetnya pada pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini: "IHSG berbalik melemah sepanjang sepekan kemarin. Setelah kembali menyentuh level high di 5.250, laju IHSG kembali tertekan seiring aksi profit taking dan net sell asing. Imbas laju bursa saham Asia yang negatif dan ditambah dengan maraknya pemberitaan negatif terkait dampak dari hasil sidang paripurna DPR, membuat mood pelaku pasar berkurang sehingga lebih memilih untuk ke luar pasar. Sepanjang pekan kemarin, asing kembali mencatatkan net sell Rp 2,98 miliar atau lebih rendah dari pekan sebelumnya yang juga net sell Rp 2,05 miliar. Jika dihitung sejak awal tahun (YTD) maka sampai dengan pekan kemarin posisi asing tercatat net buy Rp49,74 triliun, atau jauh lebih rendah dari sebelumnya Rp52,72 triliun."