Bisnis.com, JAKARTA—Kinerja 20 emiten badan usaha milik negara (BUMN) yang melambat pada semester I/2014 diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini.
Lana Soelistianingsih, Kepala Ekonom Samuel Sekuritas, memprediksi kinerja emiten BUMN sepanjang tahun ini akan mengalami perlambatan dibandingkan tahun lalu.
"Pertumbuhan laba emiten BUMN akan sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan belum akan kembali seperti pada tahun lalu," ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (25/8/2014).
Dia menilai, pertumbuhan ekonomi tahun ini masih melanjutkan konsolidasi sehingga diperkirakan hanya akan mencapai 5,1%-5,3%. Padahal, pertumbuhan ekonomi tahun lalu mencapai 5,8%.
Menurutnya, faktor penekan pertumbuhan laba emiten BUMN pada tahun ini selain perlambatan ekonomi juga belum membaiknya harga komoditas. Emiten BUMN berbasis komoditas dinilai akan terkonsolidasi seiring dengan melemahnya harga komoditas.
Tekanan terhadap keuntungan emiten BUMN akan sedikit terkurangi dari sisi depresiasi nilai tukar rupiah. Dia memerkirakan akan terjadi penguatan kurs pada level Rp11.500-Rp11.300 per dolar Amerika Serikat.
"Penguatan rupiah bisa menambah potensi profit atau mengurangi cost dalam dolar AS," ujarnya.
Dia menilai kinerja emiten BUMN hingga semester I/2014 masih sejalan dengan perlambatan ekonomi paruh pertama tahun ini. Pertumbuhan laba emiten BUMN yang terbilang masih konsisten dari sektor perbankan meskipun sedikit melambat.