Bisnis.com, SEMARANG - Bursa Efek Indonesia menghapus pengenaan terminal fee khusus bagi akademisi dengan harapan bisa terjaring lebih banyak nasabah dari kalangan mahasiswa maupun pelajar.
"Menurut kami kalangan akademisi di antaranya mahasiswa dan pelajar memiliki potensi besar untuk menjadi investor," ujar Kepala Kantor Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Semarang Stephanus Cahyanto Kristiadi di Semarang, Selasa (12/8/2014).
Sebelumnya terminal fee atau biaya yang harus dibayarkan pada sistem perdagangan saham sebesar Rp33.000 ditarik setiap bulan. Jika mereka membuka rekening Rp100.000 maka dalam waktu tiga bulan saja sudah habis dana yang diinvestasikan.
Menurutnya, penghapusan terminal fee itu sudah diberlakukan sejak awal Agustus tahun ini. Selama masih berstatus sebagai mahasiswa mereka tidak perlu membayar biaya tersebut tetapi jika sudah lulus secara otomatis mereka akan kembali dikenakan terminal fee sesuai besaran yang berlaku.
"Untuk pelajar juga demikian, karena ternyata banyak pelajar yang sudah mulai melakukan trading, beberapa siswa dari SMA swasta maupun negeri di Semarang sudah membuka rekening efek di antaranya dari SMA Nasima, Loyola, dan SMAN 5 Semarang," ujarnya.
Cahyanto mengatakan tahun lalu saja dari 3.000 pembukaan rekening efek baru, lebih dari 500 rekening berasal dari kalangan akademisi. "Semakin bertambahnya investor dari kalangan akademisi salah satunya karena pengenalan pasar modal dengan memasukkan materi pasar modal dalam mata kuliah.”
Menurutnya, sudah ada beberapa perguruan tinggi yang memasukkan pasar modal dalam mata kuliah, bahkan ada juga yang mewajibkan mahasiswanya yang mengambil mata kuliah tersebut untuk membuka rekening efek.
Di Semarang setidaknya ada 8 perguruan tinggi yang menjadi mitra dan tiga lainnya sedang dalam proses untuk bekerjasama, selain itu ada satu perguruan tinggi di Kudus dan satu di Tegal.