Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MINYAK MENTAH: Harga Naik Jelang Laporan Persediaan

Harga minyak sedikit lebih tinggi di Asia pada Rabu (6/8/2014), karena aksi beli harga murah setelah jatuh di New York, tetapi kenaikannya dibatasi oleh kekhawatiran tentang lemahnya permintaan di Amerika Serikat, kata para analis.
Irak adalah produsen terbesar kedua di 12 negara anggota OPEC, memompa 3,4 juta barel per hari dan memiliki lebih dari 11% dari cadangan terbukti dunia. /Bisnis.com
Irak adalah produsen terbesar kedua di 12 negara anggota OPEC, memompa 3,4 juta barel per hari dan memiliki lebih dari 11% dari cadangan terbukti dunia. /Bisnis.com

Bisnis.com, SINGAPURA - Harga minyak sedikit lebih tinggi di Asia pada Rabu (6/8/2014), karena aksi beli harga murah setelah jatuh di New York, tetapi kenaikannya dibatasi oleh kekhawatiran tentang lemahnya permintaan di Amerika Serikat, kata para analis.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September naik 10 sen menjadi US$97,48 per barel, sementara minyak mentah Brent naik 25 sen menjadi US$104,86 dalam perdagangan sore.

Harga WTI ditutup melemah di New York untuk keenam kalinya dalam tujuh hari terakhir pada Selasa, karena para pedagang menunggu laporan persediaan energi mingguan AS pada Rabu waktu setempat.

United Overseas Bank Singapura mengatakan laporan kemungkinan melukiskan lebih sedikit gambaran menyenangkan tentang permintaan di konsumen minyak mentah utama dunia.

Analis yang disurvei oleh Wall Street Journal mengatakan stok minyak mentah diperkirakan telah jatuh pada rata-rata 1,7 juta barel dalam seminggu hingga 1 Agustus.

Stok bensin diperkirakan akan naik sebesar 100.000 barel sedangkan stok destilat (sulingan}, termasuk minyak pemanas dan diesel, juga diperkirakan telah meningkat sebesar 600.000 barel. Penggunaan kilang diperkirakan telah turun 0,5 persentase poin menjadi 93,0% dari kapasitas.

Pengamat pasar percaya kilang-kilang akan segera mengurangi kembali skala produksi mereka menjelang akhir musim mengemudi musim panas pada awal September, sehingga mengurangi permintaan minyak mentah.

Investor juga terus mencermati konflik di produsen minyak mentah Timur Tengah.

Meningkatnya kekerasan di Libya, anggota kartel penghasil minyak OPEC, sedang mengancam upaya untuk memulihkan produksi yang telah terganggu tahun lalu oleh para pemberontak.

Pertempuran juga berkecamuk di Irak, di mana kelompok militan telah menguasai sebagian besar wilayah utara negara itu setelah melancarkan serangan dari negara tetangga Suriah pada 10 Juni.

Irak adalah produsen terbesar kedua dalam 12 negara OPEC, menghasilkan 3,4 juta barel per hari dan memiliki lebih dari 11 persen dari cadangan terbukti dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper