Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MINYAK MENTAH: Harga Minyak Naik di Perdagangan Asia

Harga minyak naik di Asia Senin (4/8/2014), tetapi analis mengatakan kenaikan di mana tertutupi menyusul permintaan yang melemah karena penutupan kilang dan menurunnya kekhawatiran tentang konflik bersenjata di seluruh dunia.
Laporan penutupan kilang di Amerika Serikat pekan lalu telah menyebabkan kekhawatiran. /Bisnis.com
Laporan penutupan kilang di Amerika Serikat pekan lalu telah menyebabkan kekhawatiran. /Bisnis.com

Bisnis.com, SINGAPURA - Harga minyak naik di Asia Senin (4/8/2014), tetapi analis mengatakan kenaikan di mana tertutupi menyusul permintaan yang melemah karena penutupan kilang dan menurunnya kekhawatiran tentang konflik bersenjata di seluruh dunia.

Patokan minyak mentah AS, West Texas Intermediate untuk pengiriman September naik 5 sen menjadi US$97,93, sementara itu Brent untuk penyerahan September naik 17 sen menjadi US$105,01 pada perdagangan Senin siang.

United Overseas Bank Singapura mengatakan harga minyak ditekan omendapat tekanan oleh beberapa faktor "termasuk masalah sistem logistik dalam pipa dan kilang yang memperlemah permintaan dan bahwa ada pasokan global cukup meskipun masalah di Irak, Libya dan Eropa Timur."

Laporan penutupan kilang di Amerika Serikat pekan lalu telah menyebabkan kekhawatiran bahwa inventaris minyak mentah akan dibangun di Cushing, Oklahoma , pusat perdagangan minyak dengan banjir minyak akan menekan harga.

Desmond Chua, analis pasar pada CMC Markets di Singapura, mengatakan investor juga mencerna laporan pekerjaan AS yang dirilis Jumat.

Departemen Perdagangan melaporkan bahwa ekonomi AS, yang terbesar di dunia, menciptakan 209.000 pekerjaan baru pada Juli turun dari Juni tapi mempertahankan angka di kisaran 200.000 berturut-turut sejak Februari.

Tingkat pengangguran naik 0,1 persentase poin menjadi 6,2%. "Meskipun angka payrolls mengecewakan, itu juga penambahan bulanan ke enam berturut-turut lebih dari 200.000 pekerjaan untuk ekonomi tersebut," Kata Chua.

"Hal ini secara luas dianggap sebagai pertumbuhan tenaga kerja yang sehat oleh para ekonom," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper