Bisnis.com, JAKARTA -- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank berencana untuk menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah pada semester II/2014 sebesar Rp3,5 triliun untuk ekspansi kredit.
Arifin Indra, Direktur Pelaksana Senior Indonesia Eximbank, mengatakan pada tahun ini LPEI menerbitkan obligasi sebesar Rp8 triliun.
Pada semester I/2014, LPEI telah menerbitan obligasi rupiah sebesar Rp4 triliun.
"Juli kemarin kami sudah menerbitkan obligasi ritel Rp500 miliar. Jadi, semester kedua masih tinggal Rp3,5 triliun saja dengan bentuk obligasi rupiah," ujarnya, Kamis (17/7).
Kendati demikian, Arifin masih belum mengetahui tenor yang akan dipatok untuk obligasi tersebut.
Manajemen masih harus mengkaji kondisi perekonomian pada paruh kedua tahun ini.
Sebelumnya, Eximbank telah menerbitkan emisi obligasi berkelanjutan atau penerbitan umum berkelanjutan (PUB) II senilai Rp4 triliun sebagai bagian dari emisi obligasi yang direncanakan akan diterbitkan selama 3 tahun hingga 2016 senilai total Rp24 triliun.
Setiap tahun, perseroan akan menerbitkan emisi obligasi sebesar Rp8 triliun dengan masing-masing setiap semester Rp4 triliun.
Semester I/2014, Eximbank menerbitkan emisi obligasi berdenominasi rupiah dengan tenor 1,3, dan 5 tahun.
Manajemen menunjuk lembaga penjamin emisi a.l Standard Chartered Securities, Indopremier Securities, HSBC Securities dan CIMB Niaga Securities.
Sedangkan wali amanat yang ditunjuk adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Selain itu, Eximbank juga telah meraih dana pinjaman sindikasi senilai US$788,5 juta atau senilai Rp8,67 triliun dari 29 bank asing.
LPEI juga mendapatkan dana pinjaman dari Islamic Development Bank (IDB) sebesar US$45 juta.
Kedua pinjaman tersebut akan digunakan oleh LPEI untuk penyaluran pembiayaan dalam bentuk valuta asing dan trade finance.
Pinjaman sindikasi yang diperoleh per akhir 2013 tercatat sebesar Rp11,1 triliun dengan jangka waktu antara 1-4 tahun.
Perolehan dana hasil emisi obligasi dan pinjaman bank asing itu, sambungnya, tentu mendorong pertumbuhan aset dan pembiayaan.
Tercatat, total aset hingga 16 Juli 2014 mencapai Rp56,96 triliun atau naik 22% dari akhir Desember 2013 sebesar Rp46,5 triliun.