Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MINYAK MENTAH: Harga WTI Turun ke US$103,31

Harga minyak dunia turun pada Senin (7/7/2014), karena berkurangnya kekhawatiran pasokan lebih ketat terkait dengan kekerasan di Irak dan gangguan Libya, kata para analis.
Irak adalah produsen terbesar kedua di 12 negara anggota kartel minyak OPEC, menghasilkan 3,4 juta barel per hari dan memiliki lebih dari 11% dari cadangan terbukti dunia. /Bisnis.com
Irak adalah produsen terbesar kedua di 12 negara anggota kartel minyak OPEC, menghasilkan 3,4 juta barel per hari dan memiliki lebih dari 11% dari cadangan terbukti dunia. /Bisnis.com

Bisnis.com, LONDON - Harga minyak dunia turun pada Senin (7/7/2014), karena berkurangnya kekhawatiran pasokan lebih ketat terkait dengan kekerasan di Irak dan gangguan Libya, kata para analis.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, turun 41 sen menjadi berdiri di US$110,63 per barel pada akhir transaksi di London.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, turun 75 sen menjadi US$103,31 per barel dibandingkan dengan penutupan Jumat.

Desmond Chua, analis pasar di CMC Markets di Singapura, mengatakan harga minyak "terus bergerak lebih rendah karena produksi Irak tetap tidak terpengaruh oleh kerusuhan baru-baru ini".

Kelompok pemberontak telah menduduki sebagian besar wilayah Irak dan semakin mendekati Baghdad menyusul serangan yang dilancarkan sejak 9 Juni, memaksa ratusan ribu orang mengungsi dan semula mengkhawatirkan pasar minyak dunia.

Namun, setelah hampir 4 minggu pertempuran dengan pasukan pemerintah, kelompok pemberontak belum secara langsung mengancam wilayah penghasil minyak utama di selatan negara itu.

Irak adalah produsen terbesar kedua di 12 negara anggota kartel minyak OPEC, menghasilkan 3,4 juta barel per hari dan memiliki lebih dari 11% dari cadangan terbukti dunia.

Harga juga sedang ditarik turun oleh prospek produksi minyak Libya kembali normal, kata para pedagang.

Produksi Libya telah sangat terbatas selama 1 tahun terakhir setelah pemberontak memblokade terminal-terminal ekspor sebagai bagian dari upaya mengembalikan otonomi di wilayah timur negara itu.

Produksi Libya saat ini berdiri di 320.000 barel per hari, sekitar seperlima dari produksi normal. Namun pembukaan kembali dua terminal akan menaikkan produksinya sekitar 500.000 barel per hari menurut analis.

Sementara data pekerjaan AS minggu lalu menunjukkan bahwa ekonomi terbesar dunia itu menambahkan 288.000 pekerjaan pada Juni, jauh di atas ekspektasi 215.000. Tingkat pengangguran juga turun menjadi 6,1% dari 6,3% pada Mei.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup di atas 17.000 untuk pertama kalinya pada Kamis (3/7) setelah rilis data pekerjaan mantap.

Pasar AS tutup pada Jumat (4/7) karena libur Hari Kemerdekaan dan dibuka lebih rendah di tengah aksi ambil untung pada Senin.

Chua mengatakan investor selanjutnya akan menunggu risalah pertemuan Federal Reserve pada Juni yang akan dirilis Rabu untuk petunjuk tentang kekuatan ekonomi AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper