Bisnis.com, MELBOURNE-- Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dan Brent anjlok di tengah spekulasi ketegangan di Irak tak akan mengganggu pasokan minyak dari negara itu.
Militer Rusia turut membantu Irak mempersiapkan serangan udara untuk merebut kembali wilayah utara yang dikuasai oleh kaum militan.
Saat ini konflik belum sampai ke wilayah Selatan, pusat produksi 2/3 minyak mentah Irak.
Pada perkembangan lain, di Libia Pelabuhan Es Sider dikabarkan bakal dibuka kembali pada Agustus menyusul berakhirnya aksi kelompok pemberontak yang menutup terminal ekspor minyak terbesar di Libia itu.
Kepala Analis CMC Markets Ric Spooner mengatakan pada Bloomberg penurunan ini disebabkan oleh kekhawatiran pasar bahwa harga sudah terlalu tinggi.
"Situasinya masih labil, tetapi seiring berjalannya waktu, ketidakamanan akan berakhir," katanya.
Pada perdagangan Senin (30/6) WTI untuk pengiriman Agustus anjlok 58 sen menjadi US$105,16 per barel di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange (Nymex).
Sepanjang bulan ini WTI naik 2,4% dan 3,5% sepanjang kuartal II/2014.
Adapun Brent untuk pengiriman Agustus turun 50 sen atau 0,4% menjadi US$112,80 per barel di ICE Futures Europe, London.
_1652851581.jpg?w=184&h=104)
