Bisnis.com, NEW YORK--Wall Street memproyeksikan harga rerata Brent bisa mencapai US$116 per barel pada akhir tahun nanti.
Harga Brent tercatat melonjak ke level US$114 per barel pada 13 Juni untuk pertama kalinya sejak 9 bulan terakhir. Lonjakan ini seiring dengan konflik yang memanas di Irak.
Konflik tersebut lantas mengancam volume produksi negara penyumbang minyak terbesar kedua untuk OPEC tersebut. International Energy Agency bahkan memprediksi 60% pasokan minyak OPEC bakal bersumber dari negara tersebut.
Katherin Spector, analis dari CIBC World Markets Inc., New York mengatakan tak ada yang memprediksi situasi di wilayah Timur Tengah itu bakal memburuk dengan cepat.
Pada perdagangan Senin (16/6/2014) harga kontrak Brent untuk pengiriman Agustus naik 0,7% menjadi US$113,28 per barel di London ICE Futures Europe.