Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) menargetkan pendapatan sekitar US$0,9 miliar --US$1 miliar sepanjang tahun ini.
Jika dibandingkan dengan pendapatan tahun 2013 angka tersebut relatif stagnan, bahkan cenderung turun.
Pasalnya, tahun lalu perseroan mengantongi pendapatan senilai US$1,15 miliar.
Namun, untuk tahun buku 2013, Bayan harus menanggung rugi senilai US$55,2 juta membengkak dari tahun 2012 saat perseroan mencatatkan rugi US$13,7 juta.
Direktur Utama Bayan Eddie Ching Wai Fong, Selasa (10/6/2014), mengatakan pendapatan itu bisa dicapai dengan asumsi harga rerata batu bara di kisaran US$66--US$69 per ton.
Sementara target produksi sepanjang tahun ada di rentang 13 juta --14 juta ton dan penjualan sekitar 13,8 juta --14,8 juta ton. Tahun lalu volume produksi batu bara perseroan tercatat sebesar 13,7 juta ton.
Dari total produksi tersebut porsi DMO atau penjualan dalam negeri perusahaan adalah 18% sedangkan sisanya diekspor. India adalah negara tujuan ekspor terbesar batu bara produksi Bayan.
Hingga kuartal I/2014 dari komitmen dan kontrak penjualan sebesar 13,3 juta ton yang telah dikantongi, 34,4% atau sekitar 4,6 juta ton sudah ditentukan harganya, yaitu US$74 per ton.