Bisnis.com, JAKARTA—Target penjualan saving bonds ritel seri SBR001 yang dipasang pemerintah tidak tercapai hingga tanggal penjatahan berakhir pada Senin, (26/5/2014).
Investor membeli Rp2,391 triliun atau 95,64% dari target penjualan Rp2,5 triliun. Jumlah pemesan mencapai 9.444 yang tersebar di 34 provinsi.
Direktur Jenderal (Pengelolaan Utang (DJPU) Kemkeu Robert Pakpahan mengatakan DJPU belum mengevaluasi penjualan, sehingga tidak bisa memberikan alasan tepat mengapa hasil penjualan SBR001 tidak mencapai target.
Namun, prediksinya, target tidak tercapai lantaran SBR001 tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Instrumen SBR001 bersifat hold to maturity atau dipegang hingga jatuh tempo. Suku bunga instrument ini 8,75% dengan sistem mengambang. SBR001 punya spread 125 basis poin terhadap suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan sebesar 7,5%.
“Sehingga, investor ritel yang tidak mampu mencairkan surat utang itu selama 2 tahun tidak berani [membeli],” ujarnya dalam konferensi pers, Senin, (26/5/2014).
Menurutnya, alasan lain tidak tercapainya target pemerintah yakni faktor likuiditas atau tingkat bunga tabungan (saving rate) di masyarakat.
Catatan DJPU, terdapat 6.412 investor baru untuk SBR001. Terdapat 320 investor loyal yang membeli obligasiritel dari ORI008 hingga SBR001.
Jumlah terbesar pemesan SBR001 pada kisaran lebih dari Rp5 juta hingga Rp100 juta, porsinya 60,5%. Pegawai swasta merupakan jumlah pemesan terbanyak, yakni 28%. Sisanya, wiraswasta 22%, ibu rumah tangga 17%, PNS dan TNI Polri 9%, dan lain-lain 24%.
Pemesan dengan usia di atas 40 tahun mencapai 7.357 (74%) dengan volume pemesan Rp2,039 triliun atau 85% dari total volume pemesanan. Rerata volume pemesanan SBR001 yakni Rp240 juta.