Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BATU BARA: Pasokan Berlimpah, Harga Berpeluang Terperosok Lebih Dalam

Prospek batu bara sepertinya masih menghitam tahun ini, sehingga pasar harus bersiap dengan penurunan harga lanjutan. Pasalnya analis memproyeksikan harganya akan menyentuh level US$60-an per ton.
 Tambang Batu bara/Bisnis.com
Tambang Batu bara/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Prospek batu bara sepertinya masih menghitam tahun ini, sehingga pasar harus bersiap dengan penurunan harga lanjutan. Pasalnya analis memproyeksikan harganya akan menyentuh level US$60-an per ton.

Ibrahim, Pengamat komoditas tambang yang juga menjabat sebagai Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka menilai rentang harga batu bara tahun ini ada di kisaran US$68—US$70 per ton.

“Batu bara memang berbeda dengan komoditas yang lain, masih jelek. Walaupun sempat naik itulah harga aslinya, masih akan terus melorot,” katanya, seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, Selasa (13/5/2014).

Menurutnya belakangan ini berbagai sentimen negatif masih membayangi komoditas yang sempat disebut sebagai emas hitam ini. Pasokan yang melimpah di pasar global masih menjadi salah satu faktor utama yang menggerus batu bara. Kelebihan pasokan itu tak diimbangi dengan pertumbuhan permintaan.

Pergerakan Harga Batu Bara

Periode

HBA ESDM (US$/ton)

ICE Index* (US$/ton)

Januari

81,90

85,63--82,49

Februari

80,44

78,15--77,34

Maret

77,01

75,84--73,65

April

74,81

74,44--72,98

Mei

73,60

73,06--72,98

* ket: per 9 Mei 2014 

Sumber: ESDM, ICE Global Coal Newcastle Index, diolah

Perlambatan pertumbuhan di sejumlah negara konsumen utama, seperti China dan Jepang, mengurangi proyeksi permintaan terhadap batu bara.

Hal tersebut juga diakui oleh manajemen PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG), salah satu produsen batu bara terbesar di Indonesia. Saat dijumpai pada sebuah jumpa pers pekan lalu, direksi ITMG mengungkapkan pertumbuhan permintaan China bakal melambat.

Sebagai catatan, target ekspor utama batu bara ITMG adalah China, India, dan Jepang. Tahun lalu 28% batu bara ITMG dieskpor ke China, 16% ke Jepang, dan 9% ke India.

Edward Manurung, Direktur ITMG mengatakan harga batu bara tahun ini masih tergolong rendah. “Tahun ini range-nya US$68—US$70,” katanya.

Senada dengan pernyataan Ibrahim, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk. Garibaldi Thohir pun tak menampik jika sektor batu bara tengah terpuruk. “Jujur aja ya lagi jelek. Kondisinya sulit, survive aja sudah bagus,” ungkapnya beberapa waktu lalu.

Selain dari segi permintaan, batu bara juga tertekan oleh isu lingkungan. Menurut Ibrahim, dampak batu bara terhadap kelestarian lingkungan terbukti buruk. Oleh karena itu beberapa negara kini mulai mengurangi penggunaan batu bara dan perlahan beralih pada sumber energi lain seperti gas.

“Walaupun harganya sudah murah tapi sudah mulai beralih dari batu bara jadi ini adalah hal yang wajar,” ungkap Ibrahim.

Akhir pekan lalu, harga batu bara di ICE Global Coal Newcastle Index barada di level US$73,29 per ton atau naik tipis 0,16% dari US$73,17 pada hari sebelumnya. Pada 5 Mei, harga batu bara bahkan terpuruk ke level US$72,98, level terburuk sepanjang tahun ini.

Tak beda jauh, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menurunkan level harga batu bara acuan (HBA) pada Mei ini. HBA Mei turun 1,61% menjadi US$73,60 per ton dari HBA April US$74,81 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnis Indonesia (13/5/2014)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper