Bisnis.com, JAKARTA—PT Link Net mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1,035 triliun untuk memperkuat jaringan pada tahun ini.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Link Net Dicky Setiadi Moechtar menuturkan sekitar 80%-90% belanja modal berasal dari kas internal, sedangkan sisanya bersumber dari pinjaman bank.
“Pasar Link Net masih tergantung pada jumlah kabel sehingga jaringan harus diperkuat,” tuturnya, Jumat (2/5/2014).
Oleh karena itu, nantinya belanja modal itu akan digunakan untuk menyediakan (roll on) peralatan pendukung, berupa set-top-box dan modem. “Dana itu juga dialokasikan untuk peralatan yang akan ditaruh di rumah pelanggan,” tuturnya.
Link Net menawarkan harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di kisaran Rp1.575 hingga Rp1.600 per saham dengan target dana yang akan dihimpun di kisaran Rp479 miliar hingga Rp487 miliar.
Perseroan melepas sekitar 304,26 juta saham atau setara dengan 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh milik induk usahanya PT First Media Tbk. (KBLV).
Dalam prospektus yang dirilis perseroan, First Media mengantongi 66,06% saham Link Net per Desember 2013, sedangkan 33,94% sisanya dimiliki oleh Asia Link Dewa Pte. Ltd. Setelah IPO, maka saham milik First Media akan terdilusi menjadi 56,06%.
Dalam prospektus yang dirilis perseroan, perseroan akan menggelar penawaran awal (bookbuilding) pada 2—9 Mei 2014 mendatang.
Setelah itu, penyedia jaringan tetap lokal berbasis packet-switched dan jasa layanan Internet itu berencana melakukan pencatatan (listing) saham di Bursa Efek Indonesia pada 2 Juni 2014.
Perseroan menunjuk PT Ciptadana Securities bertindak sebagai penjamin emisi (underwriter) sekaligus stand-by buyer.