Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan terus menguat, meskipun tidak kencang, hingga akhir perdagangan Jumat (2/5/2014) menyusul dirilisnya sejumlah data makro ekonomi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan positifnya data ekonomi Indonesia bisa menjadi pendorong pergerakan indeks, tetapi tidak akan berdampak signifikan.
“Menjadi pendorong iya, kenaikannya bertahap dan pasti. Inflow juga sudah mulai kembali. Untuk melejit, bisa saja sebelum sesi I tutup, asal mampu break di 4.871,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (2/5/2014).
Lebih lanjut dia menjelaskan pemberat indeks tidak akan terlalu naik kencang adalah deflasi yang masih di bawah ekspektasi pelaku pasar.
“Tapi sebenarnya data itu cukup oke. Indonesia masih bisa deflasi di tengah gejolak tapering. Secara umum, indeks juga masih uptrend dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” tambahnya.
Berdasarkan pantauan Bisnis, pada pukul 10:19 WIB, indeks naik 0,24% ke level 4.851,66. Sepanjang pagi ini, indeks bergerak pada kisaran 4.842,54-4.857,34.
Adapun pagi ini, BPS mengumumkan terjadi deflasi pada April 2014 sebesar 0,02 % dan laju inflasi tahunan maupun tahun kalendernya 1,39%. Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia pada Maret di luar dugaan mencatat surplus senilai US$673 juta.