Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Pasokan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) Malaysia diprediksi turun selama Maret. Ini berarti pasokan di produsen kedua terbesar setelah Indonesia itu melemah dalam tiga bulan berturut-turut.
Sejumlah analis dan pedagang yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan pasokan CPO Malaysia turun 3,6% secara month-to-month dari bulan sebelunnya sebesar 1,6 juta ton. Volume tersebut sekaligus menjadi yang terendah sejak Februari 2011.
Sementara itu, produksi CPO justru diperkirakan naik 11% menjadi 1,42 juta ton sementara eksportasi melemah 3% menjadi 1,31 juta ton, paling rendah sejak Juli 2012. Adapun data Dewan Minyak Sawit Malaysia akan dirilis resmi pada 10 April.
Produksi CPO mulai menanjak pada Maret setelah melemah pada dua bulan pertama di awal tahun. Hal itu adalah siklus pertumbuhan kelapa sawit. Adapun menurut Oil World, harga CPO diramalkan bakal naik dalam 4—8 minggu mendatang di tengah surutnya pasokan global dan permintaan domsetik yang meningkat, terutama dari Indonesia.
Hiro Chai dari CIMB Futures Sdn. mengatakan pada Bloomberg mengatakan harga CPO bakal terkerek hingga level 2.600 ringgit (US$795) per ton. Adapun harga CPO berjangka tercatat pada level 2.642 ringgit di Bursa Malaysia Derivatives pada jeda siang hari ini. Sebelumnya harga sempat menyentuh level 2.916 ringgit pada tengah Maret dan menjadi yang tertinggi sejak September 2012.