Bisnis.com, JAKARTA --PT Timah (Perseroan) Tbk. optimistis menghadapi tahun ini.
Defisit pasokan diprediksi bakal mengerek harga timah batangan hingga US$26.000 per ton dan mengerek pendapatan perseroan hingga 20%—28% pada 2014.
Direktur PT Timah Tbk. Sukrisno memperkirakan defisit timah batangan global bisa naik hingga 20.000 ton dari sebelumnya sebesar 7.400 ton.
“Saya yakin asalkan ekspor Indonesia dibatasi menjadi 60.000—70.000 ton,” katanya seusai rapat umum pemegang saham luar biasa perseroan, Selasa (25/3/2014).
Meski tak mau menyebutkan target pendapatan pastinya, Sukrisno mengilustrasikan harga rerata timah diperkirakan mencapai US$26.000 sementara perusahaan mematok produksi pada rentang 25.000 - 28.000 per ton. “Kalikan saja,” ucapnya.
Dengan demikian rentang pendapatan yang bisa dikantongi emiten yang melantai di bursa dengan kode TINS ini bisa mencapai Rp7,34 triliun - Rp8,22 triliun (kurs rupiah per dolar Rp11.300) sepanjang tahun ini.