Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berencana melelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa ini (18/3/2014), dengan target indikatif sebesar Rp10 triliun.
Berdasarkan riset Kresna Securities hari ini, harga SUN bergerak mendatar pada sesi perdagangan pekan lalu. Yield SUN FR0069 (5 tahun) turun tipis 5bps, FR0070 (10 tahun) turun tipis 7bps, FR0071 (15 tahun) turun tipis 7bps, dan FR0068 (20 tahun) turun tipis 3bps.
“Pergerakan terbatas pasar surat utang ini tidak terlepas dari sentimen negatif di pasar regional, dan ekspektasi terjadinya pengurangan stimulus AS pada pertemuan the Fed pekan ini [20/3/2014],” ujar analis Kresna Securities, Senin (17/3/2014).
Pasar Asia kembali tertekan oleh sentimen perlambatan pertumbuhan China, terutama setelah ekspor turun 18,1% YoY di Feb14 (lebih rendah dari estimasi pasar yang memperkirakan tumbuh 7,5% YoY).
Selain itu, investor juga khawatir akan meningkatnya risiko likuiditas perusahaan kecil di China, seiring dengan melemahnya harga tembaga (turun 12,8% YTD di US$6.415/ton) – tembaga sering dijadikan sebagai bagian dari jaminan untuk pendanaan.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik di Ukraina menjadi salah satu faktor pemberat pergerakan bursa dunia, terutama setelah Uni Eropa berencana untuk memberikan sanksi terhadap Rusia, padahal, Rusia sendiri merupakan pemasok gas utama untuk Uni Eropa (pelaku pasar khawatir jika sanksi itu diterapkan akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi Uni Eropa).
Sementara itu, bursa negara berkembang ikut tertekan oleh sentimen rencana pengurangan stimulus moneter AS sebesar US$10.0M menjadi US$55.0M/bulan.
Sisi positifnya, rencana pengurangan stimulus tersebut belum berdampak signifikan pada pasar perdana SUN domestik berdenominasi Dolar AS. Total penawaran yang masuk mencapai US$599,4 juta (target indikatif sebesar US$250 juta), tetapi pemerintah hanya menyerap US$350 juta.
Sementara itu, pada lelang Sukuk Negara yang dilakukan pekan lalu (11/3), total permintaan yang masuk mencapai 2,8tr (lebih besar dari target indikatif Rp1,5 triliun), akan tetapi pemerintah hanya menyerap Rp1,3 triliun.