Bisnis.com, JAKARTA--Harga emas dunia mencetak reli mingguan terpanjang sejak Agustus, bersamaan dengan lambatnya pemulihan Amerika Serikat yang mendongkrak permintaan untuk logam mulia tersebut sebagai jaminan investasi.
Harga perak juga mengalami reli terpanjang sejak Maret 2008.
Berdasarkan data dari Federal Reserve, produksi emas di parbik-pabrik AS secara mengejutkan anjlok pada Januari, dan merupakan penurunan terbesar sejak mei 2009.
Harga emas terkerek selama delapan sesi berturut-turut, yang terpanjang sejak Juli 2011. Harga emas ditutup di atas pergerakan rata-rata 200 hari untuk pertama kalinya dalam setahun pada akhir pekan ini.
Emas menguat 9,7% tahun ini. Pada 2013, harga emas tergelincir 28%, yang terburuk sejak 1981, setelah miliader John Paulson dan George Soros menjual aset mereka.
Sementara itu, investor lain kehilangan kepercayaan terhadap logam mulia itu di tengah reli ekuitas AS yang memecahkan rekor dan meredam inflasi. Chairman the Fed Janet Yellen pada 11 Februari lalu mengatakan bahwa pemulihan di pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam masih jauh dari sempurna.
“Emas telah mengakhiri tren ke bawah, dan kita akan sama-sama melihat pembeli mulai berdatangan lagi,” kata Lance Roberts, CEO STA Wealth di Houston, Sabtu (15/2/2014).
Yellen dan the Fed, lanjutnya, benar-benar tidak akan mencabut stimulus karena sangat jelas bahwa perekonomian sedang tidak sehat.
Futures emas untuk pengiriman April naik 1,4% dan bertengger pada level US$1.318,60 per ons pada Sabtu siang di Comex, New York. Pekan ini, harga emas meroket 4,4%, atau yang tertinggi sejak 16 Agustus 2013.