Bisnis.com, JAKARTA— Kontrak kakao melejit ke level tertinggi dalam kurun lebih dari 28 bulan setelah ancaman cuaca hujan di Indonesia membuat suplai berkurang, sedangkan tingginya permintaan atas komoditas tersebut memicu kurangnya pasok global.
Curah hujan di bagian barat wilayah Sulawesi yang menjadi kawasan utama penanaman kakao meningkat dua kali lebih tinggi bulan ini. Kondisi itu meningkatkan risiko gagal panen.
Sementara itu, permintaan kakao dunia akan melebihi suplai yang hanya 105.000 metrik ton sejak Oktober lalu sehingga kekurangan pasok akan mencapai 74.000 ton pada musim panen mendatang, menurut perkiraan Macquarie Group Ltd.
“Ketika Anda berada dalam kondisi kekurangan suplai, maka kondisi cuaca akan memperburuk situasi,” ujar Michael Smith, president T&K Futures & Options sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (29/1/2014).
Menurutnya, suplai tidak akan mampu melayani tingginya permintaan.
Kontrak kakao untuk pengiriman Maret naik 0,6% menjadi US$2.905 per metrik ton pukul 24.06 di bursa New York atau pukul 12.06 WIB setelah mencapai US$2.933 atau yang tertinggi sejak 8 September 2011.